Banjir Genangi 1.500 Rumah

Sumber:Kompas - 14 Januari 2009
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

SEMARANG, KOMPAS - Paling tidak 1.500 rumah di Kota Semarang terendam akibat banjir yang melanda wilayah ini, Selasa (13/1) pagi. Selain itu, banjir juga menghambat lalu lintas kendaraan karena jalan-jalan utama tergenang.

Rumah yang terendam tersebut tersebar di beberapa wilayah antara lain, Kelurahan Kaligawe, Sawah Besar, dan Tambakrejo di Kecamatan Gayamsari, Kelurahan Tanjungmas di Kecamatan Semarang Utara, dan Kelurahan Muktiharjo Kidul di Kecamatan Pedurungan.

Banjir terjadi setelah Kota Semarang diguyur hujan deras selama seharian pada Senin (12/1) dan kiriman air dari Semarang bagian selatan.

Berdasarkan data Posko Penanggulangan Bencana Kota Semarang, banjir menggenangi tempat tinggal dari 650 keluarga di Kecamatan Gayamsari, 100 keluarga di Kecamatan Semarang Utara, dan 800 keluarga di Kecamatan Pedurungan.

Ketinggian air di dalam rumah antara 20 sentimeter hingga 60 sentimeter. Menurut Abbas (59), warga Kelurahan Tambakrejo, Gayamsari, banjir sudah terjadi sejak Senin pagi. Namun, semakin parah setelah guyuran hujan tak kunjung berhenti pada Selasa.

Kepala Bidang Penanggulangan Bencana Dinas Kebakaran Kota Semarang Mustaqim mengatakan, bantuan logistik berupa beras dan mi instan telah dikirimkan pada Selasa pagi ke kantor kecamatan masing- masing. "Selanjutnya, dapat langsung dibagikan kepada masyarakat," ucapnya.

Banjir juga menggenangi berbagai ruas jalan utama di Semarang bagian utara, seperti Jalan MT Haryono, Ronggowarsito, Raden Patah, Pengapon, dan Kaligawe. Ketinggian air antara 30 sentimeter hingga 60 sentimeter.

Sugiyono (41), pengguna kendaraan, terpaksa mendorong sepeda motornya karena mogok terkena banjir. "Jalanan dimana-mana banjir, bagaimana bisa lewat kalau begini," keluhnya.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Jawa Tengah M Chaeran mengatakan, puncak musim hujan di Kota Semarang diperkirakan terjadi mulai akhir Desember 2008 hingga awal Februari 2009.

Untuk bulan Januari ini, curah hujan di Kota Semarang mencapai 500-600 milimeter sehingga berpotensi menyebabkan bencana banjir dan longsor. Untuk itu, dia mengimbau masyarakat waspada.

Tanggul sungai jebol

Banjir juga terjadi di Kecamatan Karangawen, Kabupaten Demak. Paling tidak 250 rumah dan ratusan hektar sawah di wilayah tersebut terendam banjir akibat tanggul Sungai Cabean jebol. Untuk sementara, warga yang rumahnya kebanjiran mengungsi di masjid.

Menurut data Pemerintah Kabupaten Demak, tanggul Sungai Cabean jebol di 23 titik. Tinggi genangan air akibat jebolnya tanggul itu semula mencapai 1,5 meter. Kini paling tinggi 60 sentimeter.

"Kami segera tangani tanggul yang jebol secara darurat lebih dahulu. Dana yang tersedia di APBD sekitar Rp 2 miliar," kata Bupati Demak Tafta Zani melalui Kepala Bagian Infokom Kabupaten Demak Rudi Santoso.

Koordinator banjir dan kekeringan Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (BPSDA) wilayah Serang-Lusi-Juwana (Seluna), Hadi Paryanto, menambahkan, tanggul kanan Sungai Piji di Desa Tenggeles, Kecamatan Jekulo, Kudus, Selasa siang, juga jebol sepanjang 15 meter. Tanggul di Sungai Logung juga jebol.

Dia mengatakan, debit air yang masuk ke pintu pembagi banjir Wilalung (Undaan, Kudus) terus melonjak. Hingga Selasa pukul 19.00, debit air di Wilalung telah mencapai 540 meter kubik per detik. (ILO/SUP)



Post Date : 14 Januari 2009