|
GORONTALO - Akibat hujan deras yang mengguyur Gorontalo kemarin, dua kecamatan terendam banjir setinggi dua meter. Akibatnya, sebanyak 1.200 warga mengungsi ke puskesmas dan ke rumah sanak keluarga mereka. Ribuan rumah di Desa Diloniyohu, Motoduto, Totopo, Kecamatan Boliohuto, dan di Desa Karya Indah, Pangahu, Kecamatan Asparaga, terendam banjir. "Banjir terjadi karena Sungai Paguyaman meluap," kata juru bicara Pemerintah Kabupaten Gorontalo, Eko Marsidi. Menurut Eko, Sungai Paguyaman merupakan batas Kabupaten Gorontalo dan Boalemo. Lokasi terparah akibat banjir adalah di Desa Motoduto, 30 rumah terendam air hingga bagian atap. Dinas Sosial Kabupaten Gorontalo telah membuka dapur umum dan menyalurkan bantuan kepada korban banjir. Sejumlah petugas Satuan Polisi Pamong Praja dan anggota staf Kesatuan Bangsa juga berada di lokasi banjir membantu para korban. Kemarin malam, hujan deras yang mengguyur Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah, menyebabkan tiga desa--Uedele, Mawomba, dan Kabalo--tergenang air setinggi satu setengah meter. Akibatnya, 50 rumah rusak berat dan 20 hektare sawah yang baru ditanami padi hancur tergerus air. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Menurut Mansur, warga Uedele, air bah datang saat warga sedang tidur. "Uang dan perabot rumah saya hanyut dibawa air," kata Mansur. Saat ini warga mengungsi di tenda kantor Kepala Desa Kabalo. Kepala Desa Kabalo Ismail Moremb menyatakan hujan yang disertai petir itu menyebabkan sejumlah antena parabola rusak tersambar petir. Sejumlah pohon juga tumbang. "Saat ini warga mengharapkan bantuan sembako dan selimut, " ujarnya. Direktur Wahana lingkungan Hidup Sulawesi Tengah Supardi menilai banjir yang terjadi di Kabupaten Tojo Una-Una akibat pembalakan liar di Gunung Podi, dekat hulu Sungai Uedele dan Sungai Podi. Dari Kalimantan Tengah dilaporkan, banjir akibat luapan daerah aliran Sungai Barito sejak Kamis lalu kini meluas. Jika kemarin hanya Kabupaten Barito Utara dan Murung Raya yang terendam air setinggi dua meter, sekarang Kabupaten Barito Selatan pun terendam. "Hanya ketinggian air berkurang sekitar 10-20 sentimeter," kata Irwansyah, warga Jalan Kartini, Barito Selatan. Banjir juga menggenangi jalan-jalan di desa itu. "Warga belum mengungsi, hanya mengamankan harta benda berharga ke rumah saudara yang berada di dataran tinggi," katanya. Di Kabupaten Murung Raya, sebanyak 5.862 rumah terendam air, sedangkan di Kabupaten Barito Utara ada 35 rumah. "Hari ini air sudah mulai surut," kata juru bicara Pemerintah Kabupaten Barito Utara, Fery Kusniadi. Sebanyak 500 pegawai negeri sipil untuk melakukan bersih-bersih di Desa Muara Teweh, Barito Utara. "Agar kota tetap bersih dan tak ada penyakit," kata Kepala Dinas Sosial Kalimantan Tengah Alif Abdullah. ENI SAENI| VERRIANTO MADJOWA | KARANA W | DARLIS Post Date : 29 April 2008 |