|
[TUBAN] Banjir di Tuban, Jawa Timur semakin meluas. Setelah 13 desa di Kecamatan Widang, menyusul 11 desa lainnya di tiga kecamatan, terendam luapan Bengawan Solo. Semen- tara arus lalu lintas antara Tuban- Babat, Lamongan mulai terganggu, karena di jalan raya ini mulai tergenang 15-20 sentimeter (cm). Sebelas desa di Tuban yang mulai terendam air meliputi Desa Penidon, Magersari, Kedungsoko, klotok, dan Bandungrejo, Kecamatan Plumpang. Desa Kenongo, Kendal, Glagahsari, Pandanwangi, dan Sandingrowo, Kecamatan Soko dan Selogabus, Kecamatan Parengan. Warga yang rumahnya terendam air mulai mengungsi di tanggul penahan luapan Bengawan Solo yang dianggap aman. Sementara yang bertahan di rumahnya masing-masing, membuat panggung terbuat dari kayu dan bambu. Panggung tersebut digunakan untuk tidur bahkan meletakkan kompor untuk memasak. Warga berharap agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban, segera mengirimkan bantuan pangan dan obat-obatan untuk penyakit flu dan diare. Harapan serupa dilontarkan korban banjir lainnya di berbagai tempat. Pangan dan obat-obatan diperlukan, karena mereka tidak bisa menjalankan pekerjaan sehari-hari. Banjir di Kecamatan Widang, menyebabkan kantor kecamatan terpaksa pindah, setelah ruangan untuk melayani masyarakat juga terendam. "Kami pindah sementara di rumah kosong milik penduduk sekitar 20 meter dari kantor kecamatan,'' kata Camat Widang, Bambang Dwiyono, kepada SP, Sabtu (15/3) pagi. Pemindahan dilakukan agar bisa melayani masyarakat, karena ruangannya terendam air setinggi 15 cm, sedangkan halaman kantor ketinggian air 50 cm. Meskipun dalam keadaan darurat, kantor kecamatan harus tetap bisa melayani penduduk dengan baik. Perlengkapan kantor dan dokumen penting sudah dipindahkan ke kantor sementara.
Terganggu Sementara itu, jalur lalu lintas antara Tuban-Babat, Lamongan terganggu, setelah jalan raya ini sudah mulai digenangi luapan Bengawan Solo. Di daerah Luwu ketinggian air mencapai 15-20 cm. Meskipun jalur lalu lintas ini bisa dilalui, tetapi kendaraan bermotor mengurangi kecepatan 10 kilometer (km) per jam. Hujan lebat yang mengguyur Kabupaten Agam sejak Kamis (13/3) sore sampai Jumat (14/3), menimbulkan banjir di sebagian besar kawasan barat Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar). Banjir terparah terjadi di kawasan Danau Maninjau. Air bah yang meluncur dari kawasan pebukitan di Salingka, Danau Maninjau mengakibatkan ratusan hektare sawah serta puluhan rumah warga terendam banjir. Ribuan ekor bibit ikan ikut diseret banjir. Namun demikian, belum ada laporan korban jiwa, sementara total kerugian masih dalam pendataan. Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Kabupaten Agam, Rahman mengatakan, banjir memenuhi kawasan utara Danau Maninjau yang dipenuhi areal persawahan. Kondisi ini diduga akibat besarnya volume air yang turun dari kawasan perbukitan dan tidak tertampung saluran irigasi menuju Danau Maninjau. Kawasan yang cukup terparah direndam banjir antara lain Koto Malintang, Pasa Rabaa, Koto Kaciak, Balai Akaek, dan Bayur. Di wilayah ini, ruas jalan tergenang air setinggi sekitar setengah meter di beberapa titik. "Ratusan ribu bibit ikan tak bisa diselamatkan, karena banjir datang tiba-tiba, sehingga banyak peternak ikan tak bisa mengamankan areal pembibitannya," kata Rahman yang ikut meninjau lokasi banjir, Jumat (14/3). Banjir itu dipicu oleh penggundulan hutan di sekitar perbukitan Maninjau. "Kami akan segera salurkan bantuan tanggap darurat kepada para korban banjir di Maninjau," katanya. Sementara itu, Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Wilayah I Medan, Sumatera Utara (Sumut), Rifwar Kamin mengatakan, diperkirakan curah hujan di wilayah Sumut pada bulan Maret ini masih tetap tinggi. Diperkirakan intenstitas curah hujan sekitar 30 millimeter per hari. [080/BO/151/148] Post Date : 15 Maret 2008 |