Banjir di Tuban Meluas, Aktivitas Belajar di SMPN I Tegalrejo Diliburkan

Sumber:Media Indonesia - 01 Maret 2008
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

TUBAN (MI): Banjir di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, terus meluas bahkan mengganggu aktivitas belajar karena air juga merendam bangunan sekolah.

Banjir di Kecamatan Widang untuk yang ke empat kalinya sejak awal tahun itu, mulai Kamis (28/2) petang menggenangi lima desa. Kelima desa tersebut adalah Tegalrejo, Simorejo, Banjar, Tegalsari, dan Desa Mlangi.

Padahal, pada Kamis pagi hanya Desa Tegalrejo dan Simorejo yang terkena banjir akibat jebolnya tanggul Bengawan Solo. Itu pun yang tergenang hanya lahan sawah. Tetapi kini air juga mulai merendam permukiman penduduk.

Ketinggian banjir di wilayah tersebut berkisar antara 20 cm hingga 60 cm. Air juga menggenangi gedung Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) I Tegalrejo setinggi 30 cm, sehingga mulai kemarin aktivitas belajar mengajar di sekolah yang memiliki 11 murid itu diliburkan.

Kondisi banjir diperkirakan bakal makin parah, karena permukaan Bengawan Solo terus meningkat. Sementara itu, hujan masih terus terjadi dan tanggul Bengawan Solo yang jebol di Desa Tegalrejo terus melebar.

Berdasarkan data Satuan Pelaksana (Satlak) Kecamatan Widang, posisi air Bengawan Solo pada papan pemantau di Kelurahan Ledok Wetan, Kabupaten Bojonegoro, kemarin, telah mencapai 13.83 pielschaal. Sehari sebelumnya, ketinggian air pada posisi 11.34 pielscahaal.

''Kemungkinan genangan air akan meninggi. Perjalanan air dari Bojonegoro ke Widang memerlukan waktu 12 jam,'' kata Tikno, petugas pemantau air di Kecamatan Widang, kemarin.

Akibat terus meningginya banjir, sebagian warga Desa Tegalrejo dan Simorejo mulai bersiap mengungsi kembali, seperti yang dilakukan pada tiga kali banjir sebelumnya. Beberapa orang bahkan sudah membangun tenda darurat lagi di tanggul Bengawan Solo.

''Kami menyiapkan tenda agar jika air makin tinggi, kita bisa langsung mengungsi ke sini,'' ujar Sokran, 58, warga Dusun Brau, Desa Tegalrejo, yang tengah mendirikan tenda.

Sekitar 200 rumah warga Desa Jagapura Kidul, Jagapura Wetan, dan Jagapura Kulon, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, pada Kamis malam juga sempat terendam banjir setinggi 50 cm.

Banjir terjadi akibat meluapnya Sungai Jonggol dan baru surut menjelang subuh. Hingga kemarin siang tinggal beberapa rumah yang masih terkena bencana itu.

Sekretaris Camat Gegesik Indra Fitriani mengatakan puncak banjir terjadi sekitar pukul 21.00 WIB. ''Saat itu ketinggian air yang masuk ke permukiman penduduk rata-rata mencapai 50 cm,'' ujarnya.

Padi puso

Sementara itu, banjir yang melanda Kabupaten Pati, Jawa Tengah, sejak tiga pekan lalu mengakibatkan 11.134 hektare (ha) tanaman padi terendam setinggi 1 sampai 2 meter. Seluas 8.850 ha di antaranya puso, sehingga menimbulkan kerugian sekitar Rp88,5 miliar.

Luas areal tanaman padi yang puso dikhawatirkan bertambah, karena banjir hingga kemarin masih menggenangi beberapa wilayah setinggi 1 sampai 1,5 meter.

''Sampai sekarang kami kesulitan melakukan penanaman lagi. Selain karena lahan persawahan masih terendam, kami juga tidak punya modal akibat sawah tidak dapat panen karena tanaman padi mati semua,'' kata Sukardi, 43, petani di Jakenan, Kabupaten Pati.

Hal senada diungkapkan Sarwono, 51, petani di Kecamatan Gabus. Dia kehilangan potensi hasil panen senilai Rp15 juta setelah tanaman padinya seluas 1,5 ha juga puso akibat mati setelah terkena banjir. Padahal, untuk menanami sawah seluas itu dia telah mengeluarkan modal Rp7,8 juta.

Di sisi lain, ruas jalur pantura Brebes-Rembang sepanjang 423 kilometer (km) yang rusak berat akibat banjir dan gerusan air hujan terus diperbaiki. Seiring perbaikan jalan rusak, lalu lintas di jalur tersebut mulai lancar. (YK/UL/AS/N-1)


 



Post Date : 01 Maret 2008