Banjir di Tuban Makin Parah

Sumber:Koran Sindo - 01 Maret 2009
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

TUBAN(SINDO)– Tangguldarurat di Desa Tegalsari, Kecamatan Widang,Kabupaten Tuban,Jawa Timur,yang jebol akibat luapan Sungai Bengawan Solo, Minggu (2/3), kini makin melebar hingga 200 meter.


Enam desa di sekitar tanggul pun tergenang dengan ketinggian rata-rata 50 cm. Enam desa yang terisolasi itu yakni Desa Tegalsari,Kedungharjo, Tegalrejo, Compreng, Mlanggi,dan Desa Kujung.Sebagian warga memilih tetap tinggal di rumah, tapi sebagian lagi mendirikan tenda darurat di sepanjang tanggul Desa Tegalsari.

”Genangan air di kampung makin tinggi.Warga banyak yang mengungsi,” kata Jamal, salah satu warga korban banjir. Warga juga hidup seadanya. Bantuan makanan memang sudah sering datang ke lokasipengungsian,tetapiwarga yang mulai mengeluh sakit belum tertangani serius.

Sementara itu,banjir di Bojonegoro sudah surut. Jika sebelumnya banjir menggenangi 116 desa di 14 kecamatan,kini banjir sudah surut dan tinggal menggenangi beberapa desa di Kecamatan Baureno yang berbatasan dengan Tuban dan Lamongan, serta Kecamatan Kanor. Di sepanjang wilayah Kecamatan Ngraho hingga Balen,banjir mulai surut.

Menurut Kabag Humas Pemkab Bojonegoro Johny Nurhariyanto, kerugian akibat banjir yang menggenangi wilayah Bojonegoro selama sepekan belum bisa diprediksi. Saat ini Satuan Kerja (Satker) di pemkab masih menghitung kerugian materiil akibat banjir luapan Sungai Bengawan Solo.”Prediksi kerugian belum dipastikan. Kita masih menghitung,”lontarnya.

Dia menjelaskan,kondisi terparah berada di Kecamatan Kanor karena terdapat dua tanggul yang jebol yakni di Desa Cangaan dan Semambung. Akibat tanggul jebol, ratusan hektare sawah dan puluhan rumah serta fasilitas umum seperti gedung sekolah terendam air. Meski Sungai Bengawan Solo surut,genangan air masih terlihat menggenangi rumah penduduk.

”Di Kanor banyak infrastruktur yang rusak. Kecamatan ini paling parah dibanding lainnya,”katanya. Sementara banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo yang menimpa Gresik menewaskan dua bocah.Korban pertama bernama Hamdan Zidan, 8,warga Desa Bangeran RT XI RW I Kecamatan Dukun, Gresik. Putra Abdul Manan,41,itu ditemukan tidak bernyawa di jarak 50 meter dari rumahnya yang sudah tergenang dengan ketinggian air 50 cm.

Korban kedua Syaikonah Hasyim,18,warga Dusun Ngaren RT II RW VI Desa Sungon Legowo,Kecamatan Bungah, Gresik.Anak pasangan Khoirul Anas dan Ismianah itu tewas Minggu (1/3) pagi saat ditinggal ketika sedang tidur oleh Istmianah di ruang tamu, karena Ismianah hendak memasak di dapur. Tak lama, korban diketahui jatuh dari bangku ruang tamu hingga akhirnya tewas. (ashadi ik/nanang fahrudin)
 
 



Post Date : 01 Maret 2009