|
Lamongan, Kompas - Hingga Selasa (4/3), banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo di Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan, meluas ke 10 desa dari sebelumnya sembilan desa. Di desa-desa itu sedikitnya 3.000 rumah tergenang. Adapun di Tuban, banjir menggenangi sembilan desa. Ratusan warga Desa Centini, Duri Kulon, dan Bulutigo, Kabupaten Lamongan, yang menjadi korban banjir, Selasa pagi mengungsi ke tanggul dekat rumah mereka. Warga menggunakan perahu dan berjalan kaki mengarungi banjir untuk menyelamatkan barang dan ternak mereka. Sampai saat ini belum ada bantuan dari pemerintah. Ainur Rofiq, warga Duri Kulon, berharap ada perhatian pemerintah. Hal senada diungkapkan Maisaroh, warga Desa Centini. Ia mengungsi karena air di desanya sudah setinggi leher orang dewasa sampai 1,5 meter. Kegiatan belajar-mengajar di sejumlah sekolah terganggu, bahkan ada yang diliburkan. SMP Negeri 2 Laren mengalihkan kegiatan belajar-mengajar di balai desa dan dua madrasah di Desa Kendal Kemlagi, Kecamatan Sekaran. Menurut Kepala SMP Negeri 2 Laren, sekolah tidak bisa digunakan karena genangan air masih tinggi. Sekolah Dasar Negeri Centini mengalihkan kegiatan belajar mengajar ke masjid. Hal ini berlaku bagi siswa kelas VI yang akan menghadapi ujian. Sementara itu, siswa kelas I-V diliburkan. Listrik padam Di Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban, aliran listrik di Desa Simorejo dan Tegalrejo dipadamkan sejak Selasa pukul 17.00. Air masuk ke rumah warga sampai sekitar 50 sentimeter. Sampai Selasa sore laporan resmi Camat Widang Bambang Dwijono menyebutkan, ada sembilan desa yang tergenang, yakni Simorejo, Tegalrejo, Mlangi, Compreng, Mrutuk, Kedungharjo, Tegalsari, Banjar, dan Widang. Koordinator Pengendalian dan Pengamanan Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Timur Wilayah Bengawan Solo Mulyono mengatakan, ketinggian air sudah menurun, tetapi di Widang dan Lamongan masih parah. Hal itu karena sejak 27 Februari air mengalir ke Widang yang lebih rendah, sementara penanganan tanggul jebol belum tuntas. Sekretaris Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana Lamongan Imam Trisno Edy menyatakan, Pemkab Lamongan mewaspadai perkembangan ketinggian air. Setiap hari pihaknya mengontrol kondisi di Ngawi dan Wonogiri. Hal itu untuk mengantisipasi datangnya banjir susulan. Di setiap kantor kecamatan dan desa yang biasa menjadi langganan banjir disiapkan tenda dan peralatan antisipasi banjir. ”Kami mengutamakan keselamatan jiwa,” katanya. (ACI) Post Date : 05 Maret 2008 |