Banjir di Tegal Rendam Ratusan Hektare Tanaman Bawang Merah

Sumber:Koran Tempo - 23 April 2010
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

TEGAL -- Ratusan hektare tanaman bawang merah di Kota dan Kabupaten Tegal terendam banjir. "Lebih dari 700 hektare tanaman bawang merah yang terendam," ujar Asmawi Aziz, Ketua Gabungan Kelompok Tani Kota Tegal, saat ditemui Tempo di lokasi banjir kemarin.

Banjir merendam area tanaman bawang merah di tujuh desa di Kecamatan Margadana, Kota Tegal, dan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, setelah hujan yang terjadi pada Rabu malam lalu mengguyur daerah itu selama lebih-kurang lima jam.

Asmawi yakin petani akan mengalami gagal panen bawang merang yang baru ditanam 1-4 pekan. "Umur (tanaman) yang relatif muda itu tak mampu bertahan dalam rendaman air karena tangkainya mudah busuk," katanya. Dia memperkirakan petani rugi miliaran rupiah.

Dalam perhitungannya, 1 hektare lahan pertanian mampu menghasilkan 8 ton bawang merah dengan nilai jual hingga Rp 64 juta. "Itu harga rata-rata Rp 8.000 per kilogram. Kalau kualitas bawang super Rp 12 ribu per kilogram," ujar Asmawi.

Daswinah, petani bawang di Kelurahan Kalinyamat Wetan, Kecamatan Margadana, Kota Tegal, mengaku rugi hampir Rp 10 juta. "Itu baru dihitung biaya penanaman bawang merah di lahan seluas seperempat hektare," katanya. Ia pasrah tanaman bawang merah yang baru ditanam sepekan lalu terendam banjir. "Saya tak mampu menyewa diesel (alat penyedot air), karena modal telanjur habis untuk biaya tanam," ujar Daswinah. Adapun biaya sewa mesin diesel sebesar Rp 25 ribu per jam.

Asmawi menuding penyebab banjir adalah gagalnya pemerintah dalam mengelola saluran pembuangan air sawah ke sungai. Tiga anak sungai, yaitu Sigempol, Jaban, dan Warijah, tak berfungsi mengalirkan air buangan dari lahan pertanian ke Sungai Kemiri. "Pemerintah hanya bisa membangun, tapi tak bisa mengelola," katanya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Tegal Gito Musriyono malah menuding pembuangan air dari area pertanian ke Sungai Kemiri menambah jumlah luapan air sungai. Ia menilai banjir di Kota Tegal ini disebabkan oleh percepatan tata guna lahan yang tanpa diimbangi dengan penanggulangan banjir. Selain itu, permukaan air sungai lebih tinggi dibanding lahan pertanian. Instansinya akan membangun polder di Kecamatan Margadana untuk mengimbangi luapan air Sungai Kemiri. "Itu baru uji coba," ujar Gito. Kalau berhasil, akan dibangun di wilayah lain Kota Tegal. EDI FAISOL



Post Date : 23 April 2010