Banjir di Situbondo Merusak 9.505 Rumah, Kerugian Rp200 Miliar

Sumber:Media Indonesia - 12 Februari 2008
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
SITUBONDO (MI): Banjir bandang yang melanda Kabupaten Situbondo, Jawa Timur (Jatim), diperkirakan menimbulkan kerugian lebih dari Rp200 miliar.

Kerugian sebesar itu terjadi akibat rusaknya ribuan rumah penduduk, ribuan hektare lahan sawah, dan berbagai fasilitas umum. Diperkirakan angka tersebut akan terus membengkak karena masih ada beberapa kecamatan yang belum menyerahkan daftar kerusakan di wilayah mereka.

''Jumlah kerugian itu mungkin masih akan bertambah karena belum semua wilayah yang terkena banjir melaporkan kepada pemerintah kabupaten,'' kata ketua Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (Satlak PBP) Situbondo, Suroso, kemarin.

Dia menyebutkan, berdasarkan data sementara di Satlak PBP hingga kemarin jumlah rumah warga yang rusak di enam kecamatan yang dilanda banjir mencapai 9.505 unit. Sebanyak 639 unit di antaranya roboh dan hanyut terbawa arus. Selain itu, tercatat enam jembatan hilang akibat tersapu banjir dan empat lainnya rusak parah.

Suroso yang juga Wakil Bupati Situbondo mengatakan banjir bandang luapan Sungai Sampean Baru pada Jumat (8/2) malam yang melanda Kecamatan Situbondo, Panarukan, Panji, Kapongan, Mlandingan, dan Bungatan, juga merusak puluhan gedung perkantoran serta sekolah.

Di wilayah tersebut sedikitnya ada 83 bangunan sekolah yang rusak. Menurut Pejabat Sementara Kepala Dinas Pendidikan Situbondo Fathorrahman, 45 bangunan sekolah di antaranya rusak berat dan 38 lainnya rusak ringan.

Selain rusak, bangunan yang utuh juga belum bisa difungsikan untuk kegiatan belajar mengajar karena dipenuhi sampah dan lumpur. Akibatnya, ribuan siswa hingga kemarin belum bisa mengikuti aktivitas belajar.

Murid dan para guru terus bekerja bakti membersihkan sekolah dan peralatan belajar mereka.

''Proses belajar diupayakan secepat mungkin bisa berjalan normal kembali karena ujian nasional sudah dekat,'' katanya.

Masih lumpuh

Selain aktivitas belajar mengajar, kegiatan perkantoran di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Situbondo juga masih lumpuh. Sebagian besar pegawai negeri sipil Pemkab Situbondo sibuk membersihkan lumpur dan menyelamatkan arsip pemerintahan yang sempat terendam.

''Hampir seluruh ruangan di lantai satu beserta arsip di dalamnya terendam banjir dan lumpur,'' kata Sekretaris Pemkab Situbondo Koespratomowarso.

Di tengah upaya mengembalikan kondisi wilayah tersebut, ribuan warga pada Minggu (10/2) malam sempat panik karena permukaan air Sungai Sampean Baru kembali naik. Setelah mendengar sirene tanda air sungai meningkat, warga berbondong-bondong mengungsi ke tempat yang lebih aman.

''Saat sirene meraung-raung, tanpa dikomando warga langsung berlarian menyelamatkan diri,'' ujar Ardiansyah, 35, salah seorang warga Desa Kotakan, Kecamatan Situbondo.

Sementara itu, ratusan balita korban banjir yang berada di tempat mengungsi membutuhkan susu dan makanan tambahan, antara lain biskuit. Oleh karena itu, dalam satu minggu ini Dinas Kesehatan (Dinkes) Situbondo akan menyebarkan bantuan susu, makanan pendamping air susu ibu, dan biskuit kepada korban banjir melalui sejumlah posko kesehatan.

Kepala Dinkes Situbondo Solihin juga mengakui sebagian besar korban banjir kini terserang penyakit pilek, batuk, penyakit kulit, diare, dan sakit mata. Berbagai penyakit itu sering terjadi pada daerah yang telah mengalami bencana banjir. Untuk mengatasinya, sedikitnya telah didirikan empat pos kesehatan di Kecamatan Situbondo dan Panarukan yang paling parah terkena bencana.

Di daerah lain, banjir juga terus terjadi, antara lain di Jepara, Jawa Tengah (Jateng). Sedangkan untuk mengatasi banjir akibat luapan Bengawan Solo, Bupati Sragen Untung Wiyono menyurati Gubernur Jateng dan Gubernur Jatim guna membahas penanganan daerah aliran sungai itu.

Bencana lainnya yang terus melanda Jateng adalah angin puting beliung. Bencana tersebut pada Minggu petang terjadi Kecamatan Adipala dan Binangun, Cilacap.

Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten Tojo Unauna, Sulawesi Tengah, menjamin banjir bandang di Kecamatan Tojo tiga pekan lalu tidak akan terulang karena seluruh saluran air yang dilalui sungai-sungai kecil dari gunung sudah direhabilitasi. (AM/AS/LD/M-UB/N-1)



Post Date : 12 Februari 2008