|
Jakarta, Kompas - Tujuh kelurahan yang tersebar di Kecamatan Kota Selatan, Kota Timur, dan Dungingi di Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo, dilanda banjir hingga ketinggian 50 sentimeter. Hujan yang turun terus-menerus selama tiga hari terakhir menjadi penyebabnya. Di Semarang, tiga buruh bangunan terkubur dinding talut yang runtuh karena guyuran hujan deras di Kawasan Industri Candi, Semarang. Ketujuh kelurahan di Kota Gorontalo yang dilanda banjir adalah Kelurahan Bugis, Itilo, dan Heledulaa Selatan di Kecamatan Kota Selatan; Kelurahan Padebuolo, Tamalate, dan Moodu di Kecamatan Kota Timur, serta Kelurahan Tamolobutaho di Kecamatan Dungingi. Islan, Kepala Subbagian Hubungan Masyarakat Kantor Gubernur Gorontalo, memperkirakan, banjir akan semakin meluas mengingat sampai kemarin sore hujan deras masih mengguyur Kota Gorontalo. "Ketinggiannya sudah selutut orang dewasa," kata Islan, sambil menambahkan, selain Kota Gorontalo, sejumlah kecamatan di Kabupaten Gorontalo juga kebanjiran. Di Kota Makassar hujan deras sejak sore hingga malam mengakibatkan sejumlah besar ruas jalan tergenang dengan ketinggian air sekitar mata kaki hingga lutut orang dewasa. Genangan air yang memacetkan arus lalu lintas terlihat antara lain di Jalan AP Pettarani, Goro, Sulawesi, Bau Mangga, Hertasning, Baji Gau, sekitar jalan tol. Tiga tewas Hujan deras yang mengguyur Kota Semarang, Jawa Tengah, selama sekitar dua jam membuat talut sebuah gudang kosmetik di Kawasan Industri Candi Semarang Blok 5A ambruk, Selasa (18/12) pukul 15.30. Tiga pekerja yang sedang menggarap besi kolom meninggal dunia. Ketiga pekerja itu adalah Slamet Raharjo (44), warga Tengaran, Salatiga, serta Maryono (25) dan Haiban (45), keduanya berasal dari Kecamatan Mijen, Semarang. Ketiganya tewas tertimbun bongkahan talut dan tembok pagar setinggi 8 meter dan panjang 60 meter. Ketiganya ditemukan setelah petugas menggunakan alat backhoe. Maryono, Slamet, dan Haiban ditemukan dalam posisi tertelungkup di bawah timbunan puing talut. Di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, guyuran hujan selama empat jam membuat ruas jalan provinsi yang menghubungkan Pematang Siantar dengan Kisaran ambles sekitar 10 meter dengan kedalaman 4 meter. Jalan ambles tepatnya di Kilometer (Km) 131 dari Medan dan Km 11 dari Pematang Siantar di Desa Totapmajawa, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun. Kepala Polres Simalungun Ajun Komisaris Besar Rudi Hartono mengatakan, jalan putus karena tergerus air. Sementara itu, Kepala Stasiun Meteorologi Tegal, Jawa Tengah, Agus Hadi Utomo, mengimbau nelayan di pantura untuk waspada terhadap gelombang besar yang dapat membahayakan keselamatan pelayaran.(REN/REI/NAR/HAN/HEN/WIE/WSI) Post Date : 19 Desember 2007 |