Banjir di Sambas Meluas, Korban Mulai Mengungsi

Sumber:Kompas - 04 Januari 2007
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
Pontianak, Kompas - Daerah yang terkena banjir di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, terus bertambah. Ketinggian air bahkan ada yang mencapai tiga meter sehingga lebih dari seribu rumah terendam dan sebagian warga harus mengungsi ke posko yang ada di kecamatan-kecamatan.

Menurut Kepala Bagian Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Sambas Arsyad, banjir yang terparah terjadi di Desa Bukit Sekuler, Kecamatan Tebas. Ketinggian air mencapai tiga meter dan dilaporkan merendam 295 rumah.

"Sebagian warga masih bertahan di atap rumah, sebagian sudah mengungsi ke posko kecamatan. Di sana ada dua tenda barak dan dapur umum. Belum ada jumlah pasti warga yang sudah mengungsi," kata Arsyad, Rabu (3/1).

Kemarin hujan mengguyur sebagian wilayah Sambas. Jika hujan tak reda dan ketinggian air bertambah, Satuan Koordinasi Pelaksanaan Penanggulangan Bencana (Satkorlak PB) Kabupaten Sambas berencana mengevakuasi warga. Proses evakuasi dipastikan membutuhkan waktu lama. Pasalnya, perahu motor yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Sambas hanya empat unit.

Di Desa Samalagi, Kecamatan Selakau, banjir setinggi satu meter menggenangi 67 rumah. Air juga merendam ratusan rumah di Dusun Sebetung dan Mak Segak, Desa Selakau Tua, serta Dusun Pangkalan Desa Sungai Daun. Di kecamatan itu satu tanggul sungai jebol dan satu rumah roboh.

Di Kecamatan Sejangkung dilaporkan 650 rumah di dusun Semanga, Senuju, dan Sendoyan terendam setinggi satu meter. Adapun di Desa Sijang, Kecamatan Galing, banjir setinggi 1,2 meter merendam 487 rumah.

Sementara itu di Dusun Sakebaru, Kecamatan Jawai Selatan, dua rumah warga roboh tertimpa pohon akibat angin kencang. Tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut.

Hingga kemarin Satkorlak PB Sambas mencatat 1.940 rumah warga terendam banjir. Hujan di hulu Sungai Sambas dan Selakau, Kabupaten Bengkayang, diperkirakan masih akan turun sehingga berpotensi memperluas areal banjir di Sambas.

Banjir Riau

Dari Pekanbaru, Riau, dilaporkan, meskipun banjir di sejumlah wilayah mulai surut, hujan yang terjadi selama tiga hari terakhir ini menyebabkan sekitar 35.000 rumah masih tergenang air. Akibatnya, sejumlah warga tetap tinggal di tenda-tenda pengungsian.

Pengamatan di lapangan, sejumlah kawasan di Kota Pekanbaruseperti Kecamatan Rumbai dan Rumbai Pesisirmasih tergenang air. Tenda-tenda pengungsian yang didirikan di tepi sungai masih dipenuhi para pengungsi.

Data Badan Kesejahteraan Sosial Provinsi Riau dan TNI Angkatan Darat, banjir terjadi di 260 desa dan 103 kecamatan. Kerugian akibat banjir itu ditaksir Rp 251 miliar.

Ketinggian permukaan air di sejumlah sungai yang banjir masih bertambah dibanding pada Selasa lalu. Di kawasan Ujung Tanjung yang merupakan hilir Sungai Rokan, elevasi air mencapai 5,73 meter, lebih tinggi dari hari sebelumnya yang mencapai 5,64 meter.

Di Pekanbaru, yang dilintasi Sungai Siak, elevasi air mencapai 3,05 meter. Hari sebelumnya hanya 3,00 meter.

Dalam paparan Gubernur Riau Rusli Zainal kepada Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie, kemarin, disebutkan, banjir di Riau belum seluruhnya surut. Karena itu, kesiagaan mengatasi banjir masih diberlakukan.

"Sebagian wilayah di Riau mempunyai daratan yang lebih rendah dibandingkan dengan permukaan air laut. Karena itu, bila terjadi banjir, daerah-daerah tersebut tergenang air," ujar Rusli Zainal.

Ia menambahkan, dari analisis penyebab hujan, disebutkan bahwa curah hujan yang terjadi saat ini tergolong tinggi.

Sumsel siaga

Di Sumatera Selatan (Sumsel) pemerintah provinsi setempat kemarin menetapkan status siaga dalam mengantisipasi ancaman banjir dan tanah longsor. Hal ini mengingat wilayah Sumsel terdiri dari dataran rendah dan dataran tinggi yang rawan banjir serta longsor.

"Provinsi lain di Sumatera sudah dilanda banjir, sedangkan Sumsel memiliki potensi terjadi banjir dan longsor. Bulan Januari diramalkan hujan turun lebat di Sumsel dan ada pasang naik yang bisa menyebabkan banjir," kata Gubernur Sumsel Syahrial Oesman dalam Gladi Lapang Penanggulangan Bencana Kebakaran dan Banjir kemarin.

Menurut Syahrial, daerah rawan banjir di Sumsel terdapat di lima kabupaten dan kota, yaitu di Ogan Ilir, Ogan Komering Ulu Timur, Ogan Komering Ilir, Muara Enim, dan Palembang. Daerah rawan longsor adalah Musi Rawas, Lahat, Ogan Komering Ulu, dan Muara Enim.

Dari Kuala Simpang, Nanggroe Aceh Darussalam, dilaporkan, Menko Kesra Aburizal Bakrie, saat mengunjungi korban bencana banjir bandang di Kabupaten Aceh Tamiang, kemarin, meminta Pejabat Bupati Aceh Tamiang Syahbuddin Usman segera mendata ulang jumlah rumah warga yang hancur maupun rusak. "Dalam tiga bulan rumah-rumah ini harus selesai dibangun. Tidak perlu waktu bencana ditetapkan terlalu panjang," ungkapnya. (WHY/WAD/LKT/ART/BIL)



Post Date : 04 Januari 2007