|
PEKANBARU -- Banjir yang melanda sejumlah daerah di Riau kemarin meluas. Dari sembilan kabupaten dan kota, hanya Kabupaten Pelalawan dan Bengkalis yang bebas dari terjangan banjir. Dua daerah terakhir yang terkena banjir adalah Kabupaten Siak dan Indragiri Hilir. Di Indragiri Hilir, banjir merendam sejumlah ruas jalan utama di Kota Tembilahan. Kabupaten dan kota yang kini dilanda banjir adalah Kampar, Siak, Rokan Hulu, Kuantan Singingi, Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Rokan Hilir, Kota Dumai, dan Kota Pekanbaru. Dari sembilan daerah itu, Kota Pekanbaru dan Kabupaten Rokan Hulu yang paling parah. Berdasarkan data Badan Kesejahteraan Sosial Provinsi Riau, sekitar 7.600 keluarga kini tinggal di tenda dan posko pengungsian. Jumlah ini dipastikan bertambah karena hujan lebat masih mengguyur Riau tadi malam. Tingginya curah hujan sejak dua pekan lalu mengakibatkan air sungai meluap. Selain itu, penggundulan hutan menyebabkan daerah resapan hilang. "Dua kecamatan di Rokan Hulu sudah terendam banjir," kata Kepala Badan Kesejahteraan Sosial Provinsi Riau Humizri Husein di Pekanbaru kemarin. Meski banjir terparah terjadi di Rokan Hulu, Humizri meminta warga daerah lain tetap waspada. Apalagi hujan lebat masih terus terjadi. Di Kota Pekanbaru, banjir kian parah terjadi di Kecamatan Rumbai Pesisir dan Rumbai. Ketinggian air mencapai 1,5 meter. Pengungsi dari dua kecamatan ini masih bertahan di tenda-tenda pengungsian yang didirikan di sepanjang Jalan Yos Sudarso, Pekanbaru. Kini sejumlah sekolah diliburkan karena terendam air. Sementara itu, Ketua Satuan Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten Jember, Jawa Timur, Kusen Andalas, mengatakan tujuh kecamatan di Jember merupakan daerah rawan banjir dan tanah longsor. Hutan seluas 33 ribu hektare lebih di daerah ini sudah gundul dan mulai ditemukan tanah retak dalam sepekan terakhir. Tujuh kecamatan ini berada di lereng Pegunungan Hyang Argopuro. Kusen mengingatkan agar warga Kecamatan Panti, yakni lokasi longsor yang menewaskan puluhan warga tahun lalu, lebih waspada. Sampai saat ini sekitar 450 hektare hutan di kecamatan ini masih gundul. "Daerah ini berpotensi longsor," kata Kusen. Apalagi hujan lebat mulai turun sejak sepekan terakhir dengan curah yang cukup tinggi. Selain tanahnya berpotensi longsor dan banjir, Kusen menyatakan 31 kecamatan yang ada kini berstatus rawan penyakit demam berdarah dengue. "Gerakan kebersihan harus kita galakkan untuk menekan penyebaran penyakit ini," kata juru bicara Dinas Kesehatan Jember, Yumarlis. Di wilayah lain Jawa Timur, yaitu Kabupaten Madiun, warga mempersiapkan diri dari banjir kiriman. Kepala Subdinas Perlindungan Masyarakat Purnomo Eko Sudjono mengatakan sungai yang ada di wilayah Madiun selalu mendapat kiriman air dari Kabupaten Magetan dan Ponorogo. "Karena wilayah Madiun paling rendah di antara keduanya, daerah kami selalu mendapat banjir kiriman," katanya pekan lalu. Sebenarnya, kata dia, pihaknya telah mengurangi potensi banjir yang rutin terjadi tiap tahun pada musim hujan dengan melakukan perbaikan dan menormalisasi saluran daerah aliran sungai. "Namun, itu belum cukup karena dibutuhkan kerja sama yang sinergis antarwilayah agar banjir tiap tahun tidak datang," ujarnya. bobby triadi | mahbub djunaidy | DINI MAWUNTYAS Post Date : 05 November 2007 |