|
Pekanbaru -- Banjir di sembilan kabupaten dan kota di Riau sejak Ahad lalu disebabkan oleh rusaknya daerah aliran sungai dan lahan gambut. Kerusakan seperti yang terjadi di Kabupaten Kampar, Rokan Hulu, Rokan Hilir, dan Pelalawan, misalnya, karena pembangunan hutan tanaman industri dan pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit. Koordinator Jaringan Penyelamatan Hutan Riau Santo Kurniawan mengatakan separuh dari daratan Riau atau 4 juta hektare adalah lahan gambut. Dua juta hektare di antaranya merupakan lahan lindung gambut. Tapi 819 hektare dari lahan lindung gambut ini sudah dikonversi menjadi hutan tanaman industri dan 200 ribu hektare untuk kebun sawit. "Karena lahan gambut sudah rusak, banjirlah yang kita terima," ujar Santo di Pekanbaru kemarin. Selama ini lahan gambut di Riau, kata dia, berfungsi sebagai kawasan serapan air. Tapi, sejak lahan ini dikonversi, pemegang hak pengusahaan hutan membangun kanal besar yang membuat lahan gambut mengering karena air mengalir ke kanal. Sementara itu, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Riau mendesak pemerintah menindak pemberi izin hutan tanaman industri di lahan gambut. "Jangan banyak pertimbangan, cabut saja izinnya," kata Direktur Eksekutif Walhi Riau Johny Setiawan Mundung. Dia membantah jika dikatakan bahwa konversi lahan gambut menjadi hutan tanaman industri memberikan kemakmuran buat rakyat. Jika ekonomi dijadikan alasan, Johny mendesak pemerintah melihat fakta di lapangan. "Setiap tahun pemerintah mengeluarkan dana untuk menangani korban banjir," katanya. Anggaran bencana ini tidak sepadan dengan pemasukan yang diterima dari pengusaha hutan. Akibatnya, masyarakat selalu menjadi pihak yang dikorbankan. Menurut Johny, setiap tahun anggaran bencana banjir di Riau selalu naik karena kerusakan yang ditimbulkan sangat besar. Banjir pada 2003, yang merendam tujuh kabupaten, mengakibatkan kerugian Rp 840 miliar. Adapun kerugian banjir tahun lalu membengkak menjadi Rp 1,5 triliun. Sementara itu, banjir yang terjadi tahun ini masih berlangsung di sebagian daerah. Sekitar 7.600 keluarga terpaksa mengungsi ke berbagai tempat. Menurut Kepala Badan Kesejahteraan Sosial Riau Humizri Husin, pihaknya sudah menyalurkan bantuan 10 ton beras, paket bahan poko, dan pakaian kepada korban banjir. "Bantuan itu sudah disalurkan," ujar Humizri. bobby triadi Post Date : 06 November 2007 |