|
KUPANG - Banjir bandang menerjang Reo, sebelah utara Kabupaten Manggarai, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dilaporkan, tiga warga tewas dan enam lainnya masih dicari. Gubernur NTT Piet Alexander Tallo SH mengemukakan kepada Pembaruan di Kupang, Rabu (4/2) petang, pihaknya baru menerima laporan sementara yang diterima Posko Satkorlak PBA NTT per telepon. Masih ditunggu laporan resmi dari pihak yang berwenang di Reo. Sementara itu, Bupati Manggarai Drs Antoni Bagul Dagur dan wakilnya ketika dihubungi per telepon interlokal tidak berada di tempat. "Pak Bupati masih di Australia. Sedangkan Pak Wakil Bupati juga tidak ada di Ruteng. Sementara Pak Sekda (Sekretaris Daerah, red) sedang berada di Kupang untuk urusan dinas," kata seorang staf di rumah jabatan bupati di Ruteng, ketika dihubungi per telepon dari Kupang. Kepala Biro Bina Bantuan Sosial (Binsos) Setda NTT Stanis Tefa SH secara terpisah mengakui terjadinya bencana alam yang merenggut nyawa penduduk itu. Namun, pihaknya masih menunggu laporan resmi dari pemerintah Kecamatan Reo yang akan dikirim lewat faksimili. Ditanya Gubernur Piet Tallo SH juga mengatakan, masalah pengungsian warga dari beberapa desa seputar Gunung Egon sempat ditanyakan Presiden Megawati Soekarnoputri. Sebab, kenyataannya gunung tersebut meskipun masih aktif, tidak dinyatakan berbahaya. Untuk itu, Wakil Gubernur ditugaskan untuk melihat langsung perkembangan terakhir di Maumere, Kamis ini, agar dilaporkan perkembangannya kepada Kepala Negara di Jakarta. Untuk itu, pihaknya telah meminta agar pemda setempat segera memulangkan para pengungsi ke desa asalnya. Dikatakan, kalau para pengungsi tidak dipulangkan secepatnya tentu akan menjadi beban bagi pemerintah daerah setempat. "Laporan mengenai pengungsi yang dirawat di RS TC Hillers cukup banyak. Ini menunjukkan bila dibiarkan berlarut-larut malah akan menjadi bumerang bagi pemerintah setempat. Untuk itu Bupati Sikka telah diimbau agar secepatnya memulangkan para pengungsi ke desa asal masing-masing," kata gubernur. Beberapa Warga Desa asal Desa Natakoli yang ditemui di Maumere mengatakan akan segera kembali ke desa asalnya. Mereka terlihat cemas karena meninggalkan perkampungan dengan terburu-buru, sehingga tidak sempat menyimpan kembali biji kakao yang sementara dijemur di pekarangan rumahnya. (120) Post Date : 05 Februari 2004 |