|
Pekanbaru, Kompas - Banjir yang menggenangi sebagian wilayah Kota Pekanbaru sejak dua hari terakhir belum menunjukkan gejala surut. Kamis (11/9), warga Jalan Nelayan, Kelurahan Meranti, Kecamatan Rumbai, sudah mulai mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Sejak Kamis pagi, puluhan pemuda dan bapak-bapak sibuk membangun tenda-tenda darurat di pinggir jalan. Siang harinya, sedikitnya 15 tenda sudah berdiri dan diisi barang-barang pengungsi. Sebagian orang lainnya tampak sibuk menyelamatkan barang-barang, seperti kasur, dengan menggunakan rakit darurat yang terbuat dari ban bekas. Adapun anak-anak justru lebih sibuk bermain air. Sekitar lima keluarga yang memiliki anak kecil sudah mengungsi sejak Rabu malam di gudang bekas pabrik ban di Jalan Nelatan yang tidak terkena limpahan air. Gudang yang tidak terpakai itu adalah lokasi pengungsian pertama yang dituju warga Meranti bila air sudah mulai meninggi, pada setiap kejadian banjir. Ketinggian air di Kelurahan Meranti, menurut Robert, salah seorang warga, sudah setinggi pinggang orang dewasa. Robert sendiri masih memilih bertahan di lantai dua rumahnya. ”Kalau ketinggian air sudah sampai atap, saya baru ikut mengungsi,” kata Robert. Hendro Ekwarso, Komandan Palang Merah Indonesia (PMI) Riau, menyatakan, pihaknya sudah mendirikan satu tenda di Perumahan Witayu Permai di Jalan Nelatan Ujung, yang sudah ditempati oleh 15 keluarga. Kamis kemarin, pihaknya mempersiapkan empat tenda yang berkapasitas masing-masing 20 orang. ”Kami juga sudah menyediakan obat-obatan untuk 2.000 warga. Dalam dua atau tiga hari ini kami akan mengirimkan tim medis untuk mengantisipasi akibat ikutan dari banjir,” ujar Hendro. Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika Pekanbaru Blucher Doloksaribu mengungkapkan, wilayah Provinsi Riau dalam dua hari ke depan masih akan dilanda hujan merata dengan curah hujan rendah sampai sedang. Peluang hujan masih akan terus berlangsung sampai November mendatang. (SAH) Post Date : 12 September 2008 |