|
Bandung, Kompas - Banjir di pantai utara (pantura) Jawa Barat kini semakin meluas, dan dikhawatirkan segera masuk ke wilayah Kabupaten Bekasi. Sementara puluhan sungai yang berhulu di seputar Gunung Muria dan Pegunungan Kapur, sejak Selasa siang hingga Rabu (18/2), meluap. Akibatnya, ribuan hektar tanaman padi siap panen di sebagian besar wilayah Kabupaten Demak, Grobogan, Jepara, Pati, dan Kudus di Jawa Tengah tergenang air setinggi 30-50 sentimeter. Seusai meninjau lokasi banjir di Kabupaten Indramayu, Kabupaten Subang, dan Kabupaten Karawang, kemarin, Gubernur Danny Setiawan mengatakan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) akan mengupayakan rehabilitasi banjir. "Upaya rehabilitasi akan dilakukan setelah banjir reda. Upaya itu harus segera dilakukan, dan hasilnya baru bisa dinikmati lima sampai 10 tahun mendatang. Bila upaya ini terlambat, kemungkinan lebih buruk akan terjadi di masa datang," tambah Gubernur. Berdasarkan laporan kepada Gubernur, di Kabupaten Karawang banjir merendam 22.000 hektar (ha) sawah dan 3.000 rumah; di Kabupaten Subang (6.000 ha sawah dan 11.373 rumah); di Kabupaten Indramayu (23.000 ha sawah dan ribuan rumah di 106 desa, 24 kecamatan dari 28 kecamatan di Indramayu). Pantauan Kompas, Rabu, menunjukkan, permukaan air yang menggenangi sawah semakin tinggi dan mendekati permukaan jalan raya utama jalur pantura. Arus lalu lintas tersendat di beberapa titik, seperti di Lohbener, Larangan, dan Kandanghaur, karena para pengemudi harus ekstra hati- hati untuk menghindari lubang-lubang jalan yang kedalamannya mencapai 20 sentimeter dengan lebar hingga satu meter. Jalur alternatif Kepala Kepolisian Resor (Polres) Indramayu Ajun Komisaris Besar Johni Suroto mempersiapkan jalur alternatif untuk mengalihkan arus lalu lintas apabila jalur pantura terputus akibat banjir. Menurut Johni, arus kendaraan akan dialihkan menuju jalur selatan melalui Bandung dan jalur tengah melalui Cikamurang-Subang. Banjir terparah di Kabupaten Subang dialami Kecamatan Pamanukan sehingga perlu dibentuk tujuh tempat penampungan bagi 2.301 penduduk. Sejauh ini, masyarakat mengeluhkan adanya penyakit selama banjir, yaitu gatal-gatal, diare, dan infeksi saluran pernapasan atas. Ismail (31), warga Pegagan, Indramayu, mengeluhkan pemerintah tidak cepat menanggulangi banjir, terutama mengatasi tanggul yang bobol. "Bayangkan, di rumah-rumah penduduk, air mencapai satu meter tetapi tidak bisa mengungsi karena akses jalan keluar tergenang air. Jadi, penduduk tinggal di rumah atau di jalan yang lebih tinggi," tutur Ismail. Para pengungsi mengeluhkan kurangnya perhatian pemerintah yang sampai kemarin belum memberi bantuan apa pun. Padahal, lokasi pengungsian dilewati iring-iringan kendaraan Gubernur Jabar dan Bupati Indramayu yang meninjau banjir. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, warga minta sumbangan dari para pemakai jalan di jalur pantura. Menurut Rastiman (40), setiap hari mereka mengumpulkan sumbangan Rp 60.000 yang kemudian dibelikan beras dan lauk-pauk untuk dimakan bersama. "Kami minta sumbangan kepada para pemakai jalan karena kami tidak bisa bekerja dengan kondisi seperti ini. Pemerintah sampai sekarang belum memberi bantuan," ujarnya. Belum turunnya bantuan dari pemerintah untuk pengungsi itu diakui Camat Losarang, Akhmad Zaenudin. Mengenai kemungkinan rawan pangan, Gubernur Jabar mengatakan tidak perlu dikhawatirkan. Gubernur kemarin juga menyerahkan bantuan kepada masing-masing kabupaten berupa satu ton beras, uang Rp 100 juta, dan beberapa barang kebutuhan lainnya. Tanaman padi Dari Kudus dilaporkan, hampir sebagian besar sawah serta tanaman padi di Kecamatan Karanganyar, Gajah, Mijen, Dempet, Wonosalam, Wedung, Bonang, Kabupaten Demak, tergenang air. Bahkan jalan-jalan desa dan pekarangan rumah mulai dirambah air. Selain akibat meluapnya sungai dan anak sungai, juga disebabkan saluran pembuangan tersumbat sampah. Terutama sampah batang pisang. Genangan air juga terjadi di Desa Setrokalangan, Kecamatan Kaliwungu, Kudus, merendam 33 rumah penduduk dan tanaman padi seluas 65 hektar. Keadaan serupa terjadi di Kecamatan Mayong, Nalumsari, dan Welahan, Kabupaten Jepara. Begitu pula di Kabupaten Pati, sebagian besar tanaman padi di Pati Selatan, Pati Utara, tergenang air. (k02/dhf/sup) Post Date : 18 Februari 2004 |