Banjir di Pantura Belum Surut

Sumber:Suara Pembaruan - 10 Februari 2009
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

[BATANG] Banjir yang melanda jalur pantai utara (pantura) Jawa Tengah (Jateng) sejak Minggu (8/2) sampai Selasa (10/2) belum surut. Genangan di sepanjang pantura, dari Kabupaten Batang - Pekalongan - Pemalang - Tegal sampai Brebes meluas, karena meluapnya beberapa sungai yang tidak bisa membuang airnya ke laut.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jateng memprediksi, curah hujan di sejumlah daerah masih cukup tinggi. Masyarakat di sepanjang pantura diimbau meningkatkan kewaspadaan untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya banjir susulan.

Genangan di sepanjang pantura itu, terutama di daerah yang cekung, membuat lalu lintas kendaraan roda empat terganggu. Bus dari arah Jakarta dan Surabaya yang melintasi jalur pantura semuanya mengalami keterlambatan, karena terganggu kemacetan di beberapa titik akibat banjir. Antrean panjang terlihat di sepanjang jalur tersebut. Sedangkan sepeda motor yang nekat menerjang genangan pun harus didorong pemiliknya.

BMKG Jateng memperkirakan, curah hujan dengan intensitas tinggi akan meluas ke arah selatan, seperti Ungaran, Wonosobo, Sragen, Magelang, Purworejo, Kebumen, Banyumas, dan Cilacap.

Sampai Selasa pagi, kemacetan masih terjadi di jalur pantura antara Batang - Kendal. Air yang menggenangi ruas jalan di pantura membuat arus lalu lintas merambat pelan, khususnya pada lajur selatan jalur pantura, mulai dari batas Kota Kendal sebelah timur hingga di depan Polres Kendal. Antrean mencapai sekitar 3 kilometer. Hal yang sama juga terjadi di wilayah selatan, mulai dari Ungaran, Magelang, Kebumen, dan Purworejo.

Dengan semakin banyaknya titik kemacetan, jalur pantura dikhususkan untuk mobil angkutan jenis truk dan bus. Sedangkan, kendaraan kecil dan mobil pribadi dialihkan ke sejumlah jalur alternatif. Arus lalu lintas dari arah Semarang, dialihkan menuju Kaliwungu - Boja - Singorojo - Sukorejo - Weleri - Batang.

Longsor

Tebing longsor di Desa Pagergunung dan Pageruyung, di jalur alternatif Sukorejo - Weleri, membuat jalur tersebut hanya bisa dilewati kendaraan kecil. Jalur alternatif Kaliwungu-Srogo-Ngampel-Pegandon-Gemuh-Weleri, hingga sore kemarin belum bisa difungsikan, karena longsor. Sejumlah perkampungan penduduk di Batang dan Kendal juga masih terendam banjir sampai Selasa pagi. Genangan air masih cukup tinggi sekitar 40 cm sampai 60 cm akibat hujan deras turun lagi pada Senin malam.

Kepala Hubungan Masyarakat PT Kereta Api (KA) Daerah Operasi IV/Semarang Warsono mengatakan, perjalanan KA kembali normal kendati beberapa titik di sekitar Stasiun Alas Tuwo Semarang masih terendam banjir. Keterlambatan masih terjadi, karena kecepatan KA dikurangi menjadi hanya rata-rata 5 km per jam.

Menurut Warsono, kerusakan rel yang tergerus banjir di sekitar Kalibodri Kendal, sudah dapat diperbaiki. Perjalanan KA yang sempat dialihkan ke jalur selatan kini kembali ke jalur semula. Namun, di Stasiun Tawang, banjir masih menggenang.

Di Bandara Ahmad Yani, lalu lintas penerbangan kembali normal, setelah Senin pagi dibuka dengan penerbangan empat pesawat tujuan Jakarta, dan satu pesawat tiba. Penerbangan pertama diberangkatkan 07.50 WIB. Pesawat pertama mendarat di bandara ini, yakni Batavia Air dari Jakarta yang tiba pukul 08.30 WIB. Namun, hujan deras yang sempat mengguyur bandara pada pagi hari, kembali membuat penerbangan sempat dihentikan. Pada sore hari penerbangan kembali dibuka.

Menurut General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Ahmad Yani Semarang, Bambang Swastono, akibat terhentinya penerbangan pada Minggu lalu, sekitar 3.800 penumpang tak dapat berangkat dan tiba di bandara tersebut. Berapa kerugian akibat penundaan dan pembatalan penerbangan tersebut, pihaknya belum bisa menghitung. [WMO/142]



Post Date : 10 Februari 2009