|
Palembang, Kompas - Banjir yang melanda sebagian daerah Sumatera Selatan hingga Minggu (23/1) belum juga surut. Setelah banjir di beberapa daerah di kawasan hulu dan sejumlah sungai mulai surut, sekarang giliran daerah permukiman di hilir sungai yang terancam banjir besar, termasuk di Kota Palembang. Berdasarkan pantauan Kompas, Minggu, muka air Sungai Musi yang kembali meninggi merendam ratusan rumah warga Kota Palembang. Tidak hanya itu, luapan air dari hulu sungai juga menggenangi delapan desa di Kecamatan Pemulutan, daerah yang merupakan perbatasan Palembang dan Kabupaten Ogan Ilir. Di kawasan Tangga Takat, Kecamatan Ilir Barat I, Palembang, ratusan rumah warga yang berada di tepian Musi tersebut terendam air yang tingginya mencapai 20 sentimeter. Di Kelurahan 36 Ilir, Kecamatan Gandus, warga yang rumahnya di lorong pun terpaksa memarkir kendaraannya di jalan besar karena mereka takut air akan semakin tinggi sehingga tidak bisa keluar. Di sejumlah ruas jalan, air sungai sudah melimpas ke jalan. Air bahkan sudah hampir menggenangi ruas jalan raya menuju Jembatan Musi II. Daerah ini termasuk kawasan yang tergenang selama berminggu-minggu saat banjir besar melanda Palembang awal tahun lalu. Di Kelurahan Bukit Baru, Kecamatan Ilir Barat I, tinggi air bahkan sudah mencapai satu meter di beberapa lokasi. "Kami khawatir banjir akan lebih parah dibandingkan tahun lalu karena pasang demikian tinggi, belum ditambah hujan nanti," ungkap Heri, relawan Partai Keadilan Sejahtera yang membuka posko bantuan kesehatan untuk warga. Menurut Saadah, penduduk Gandus, banjir yang disebabkan oleh pasang naik Sungai Musi sudah terjadi dua hari lalu. Pada mulanya genangan air hanya sebatas mata kaki orang dewasa. Genangan tersebut semakin tinggi dan mencapai puncaknya pada Minggu dini hari. Banjir tersebut cukup mengejutkan masyarakat karena tidak ada hujan yang mengguyur Kota Palembang selama tiga hari terakhir. Kondisi banjir yang tidak didahului oleh hujan menyebabkan masyarakat tidak siap mengantisipasinya karena mereka menduga genangan awal hanya disebabkan pasang naik biasa. Adapun di Pemulutan, sedikitnya 515 keluarga berusaha bertahan di rumah-rumah mereka walaupun air telah masuk sampai ke lantai rumah panggung. "Warga enggan mengungsi, mereka memilih memasang para-para di dalam rumah. Bahkan ada yang menyusun meja-meja di dalam rumah untuk bertahan dari banjir," kata Kepala Biro Umum dan Hubungan Masyarakat Ogan Ilir Sopyan Kasim yang dihubungi kemarin. Wilayah yang paling parah terendam banjir adalah di Desa Sungai Lebung, Maju Jaya, serta Desa Naikan Tembakang. Diperkirakan air akan kembali meninggi karena belum semua air dari hulu Sungai Ogan dan Komering turun ke hilir. Di Jalan Sriwijaya, jalan lintas timur Sumatera yang memisahkan Desa Ibul Besar, Pemulutan, dan Kelurahan Karya Jaya, Palembang, di beberapa lokasi ketinggian air bahkan sudah mencapai bahu jalan. Rumah-rumah panggung warga di Ibul Besar yang merupakan pusat kerajinan pembuatan peti kayu dan atap daun nipah, semua pekarangan dan sebagian rumah panggung warga sudah dimasuki air. Kondisi yang sama terjadi di rumah-rumah warga di Karya Jaya di seberang jalan. "Sekarang ini sudah seperti banjir pada awal tahun 2004 lalu. Banjir bisa lama kalau Sungai Musi terus pasang seperti sekarang," ucap seorang warga Karya Jaya. Masih tinggi Banjir di Kabupaten Ogan Ilir sejak sembilan hari lalu hingga Minggu kemarin masih merendam ratusan rumah di tiga kecamatan, yaitu Muara Kuang, Rantau Alai, dan Tanjung Raja. Di Desa Lubuk Keliat, Muara Kuang, misalnya, air di pekarangan rumah-rumah warga masih setinggi dada orang dewasa. Banjir menyebabkan pula ladang milik warga kebanjiran sehingga mereka tidak bisa mencari nafkah. "Petani di sini terpaksa menganggur. Paling-paling kami mencari ikan," ujar Hasan, warga Lubuk Keliat. Banjir di Lubuk Keliat juga menyebabkan Gedung SD Negeri I masih terendam banjir. Pelajar sekolah tersebut terpaksa diliburkan. "Sekolah kami diliburkan sudah seminggu lebih," kata Marwan, pelajar kelas VI. Sejumlah desa di Kecamatan Tanjung Raja yang berada di daerah aliran Sungai Ogan juga makin parah kebanjiran. Pekarangan atau rumah-rumah warga yang berada di tepi jalan lintas timur Sumatera itu umumnya tergenang. Menurut Sopyan, banjir di daerah tersebut sejak tiga hari yang lalu sudah mulai menyusut. Namun, karena pasang di hilir Sungai Musi, limpasan air dari daerah-daerah yang terkena banjir di hulu menjadi tertahan sehingga membanjiri permukiman warga di daerah hilir sungai, termasuk di Pemulutan. (DOT/MUL/ECA) Post Date : 24 Januari 2005 |