|
PALEMBANG - Musibah banjir terus melanda berbagai daerah di Indonesia. Seperti dilaporkan Pembaruan, Luapan Sungai Musi Palembang Sumatera Selatan (Sumsel)semakin mengkhawatirkan. Rumah penduduk di Kota Palembang terendam banjir yang semakin meluas. Hingga Rabu (6/4) pagi, ketinggian air rata-rata mencapai 1,5 meter dan belum ada tanda-tanda akan menyurut dalam beberapa hari ke depan. Di kawasan Jembatan Musi II, Palembang, ratusan rumah penduduk terendam air setinggi tiang rumah, sehingga penduduk terpaksa mengungsi. Di sejumlah jalan juga tergenang air seperti di kawasan Jakabaring, Kertapati dan Jalan Letjen Alamsyah Ratu Prawiranegara. Setidaknya tercatat 1.500 rumah penduduk di Kelurahan Bukti Baru tergenang air setinggi 1 meter. "Sudah hampir satu minggu banjir ini melanda. Tampaknya tidak ada tanda-tanda untuk menyurut bahkan semakin tinggi," ujar Ketua RT 01 Bukit Baru Khairul Kamri. Lurah Tuan Kentang Palembang Kota, Dedy Al Bakri mengatakan luapan Sungai Kedukan mengakibatkan ratusan warga dari 10 RT mengungsi ke rumah-rumah tetangga dan keluarganya. "Banyak juga warga yang meninggalkan rumahnya yang masuk air," ujar Dedy ketika melihatkondisi banjir di kawasan Jalan Majapahit, Kertapati kemarin. Luapan Sungai Musi juga membanjiri kawasan Kecamatan Seberang Ulu II, Plaju, Tangga Takat, 10 Ulu, 7 Ulu, 5 Ulu dan Kertapati. Kawasan permukiman penduduk ini,memang berada di sepanjang pinggiran Sungai Musi. Banjir berasal dari luapan Sungai Musi tersebut juga melanda Kelurahan Gandus, Tangga Buntung. Namun demikian belum ada kabar korban jiwa akibat banjir yang melanda sejumlah kawasan di kota Palembang. Hanya saja, anak-anak sekolah di pinggiran bantaran Sungai Musi terpaksa diliburkan. Bupati Ogan Komering Ilir (OKI) yang ditanya Pembaruan secara terpisah, Selasa (5/4), mengatakan, di daerahnya juga terjadi banjir di beberapa tempat aliran. Namun tidak sampai ada korban jiwa. "Kita sudah tanggulangi banjir di OKI," katanya. Sulsel Sementara itu, tiga belas desa di dua kecamatan Kabupaten Luwu Utara (Lutra), Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) dilanda banjir bersamaan bobolnya bendungan Sungai Rongkong dan Balease. Hingga Rabu (6/4) pagi dilaporkan, hujan deras masih mengguyur daerah itu, ratusan hektare sawah serta kebun terendam air. Pejabat Bupati Luwu Utara, HA Muallim yang dihubungi Pembaruan, Rabu (6/4) mengatakan, sejak beberapa hari lalu daerah ini terus diguyur hujan dan menyebabkan banjir di pemukiman penduduk. Satuan pelaksana penanggulangan bencana sudah dikerahkan untuk membantu warga dan tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Banjir yang melanda daerah yang terletak sekitar 431 km dari Kota Makassar itu disebabkan hujan terus- menerus terjadi sehingga tanggul Sungai Rongkong di Kecamatan Baebunta dan Sungai Baliase di Kecamatan Mappedeceng bobol dan air menggenangi lima desa yaitu Lara, Beringin Jaya, Lembang-lembang, Lewewe dan Polewali diKecamatan Baebunta. Selain itu delapan desa di Kecamatan Mappedeceng yaitu Desa Benteng, Tara Taliu, Cendana Putih, Cendana Putih I, Cendana Putih II, Kapidi, Mekart Jaya dan Desa Sumber Harum. Diperbaiki Kedua tanggul Sungai yang bobol itu sedang diperbaiki oleh Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) Luwu Utara. Sedangkan warga yang rumahnya tergenang air sementara diungsikan ke posko penanggulangan bencana, mereka masih enggan kembali karena air belum surut lantaran hujan terus mengguyur daerah itu. Untuk membantu ratusan pengungsi, Pemkab Luwu Utara mengirimkan bantuan mie instan, beras dan air mineral ke lokasi pengungsian. Muallim belum mengetahui persis berapa luas areal sawah dan kebun masyarakat yang terendam. Namun menurut dia, air yang menggenangi rumah penduduk mencapai ketinggian paling rendah sekitar setengah meter, bahkan di beberapa tempat ditemukan ketinggian air mencapai dua meter. Selain itu, hujan lebat selama hampir enam jam Selasa (5/4) malam mengakibatkan Sungai Jeroan dan Sungai Madiun Jawa Timur (Jatim) meluap . Sebagian wilayah Kabupaten Madiun dan Ngawi, banjir, Selasa (5/4). Belasan sekolah SD, SMP dan SMA di 11 desa di Kecamatan Balerejo terendam air rata-rata antara 15-30 cm. Karena kondisi genangan air tidak juga surut hingga siang hari, para murid yang semula duduk-duduk menggerombol di jalan raya di luar halaman sekolah, terpaksa diliburkan. (133/148/070) Post Date : 06 April 2005 |