|
Bencana banjir masih melanda sejumlah wilayah di Nusantara. Namun, terjangan air bah di beberapa daerah mulai surut. Banjir yang melanda Palembang, kemarin mulai surut. Di sepanjang tepi Sungai Bendung, Sekip, ketinggian air yang sebelumnya 60 cm kini surut menjadi 30 cm. Begitu pula di kawasan Patal, Kecamatan Ilir Timur II, ketinggian air saat ini 40 cm sebelumnya sekitar 75 cm. Terjangan air bah yang terjadi sejak awal pekan lalu tampaknya tidak mendapat perhatian dari Pemerintah Kota (Pemkota) Palembang. Hingga kemarin korban banjir tetap bertahan di rumah mereka karena tidak disediakan tempat pengungsian. ''Tenda darurat saja tidak ada,'' tandas Firman, 43, warga Sekip, Palembang. Juga tidak terlihat bantuan pangan di sana bagi korban banjir. Warga berharap pemkot segera bertindak dan membuka posko bantuan bagi korban banjir. Banjir di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) juga mulai surut. Sebagian besar warga sudah mulai membersihkan rumahnya. Selain itu aktivitas warga sudah mulai berangsur lancar. Namun, dampak dari banjir tersebut telah menyebabkan terjadinya penumpukan sampah di ruas jalan. Hal ini terlihat di beberapa kawasan, seperti Vorvo dan Jl S Parman sehingga daerah tersebut terlihat kumuh dan semrawut. "Kalau ditanya apakah sampah ini harus dibersihkan, ya sudah seharusnya. Hal ini memang terkesan sepele jika dibandingkan permasalahan lainnya yang terjadi pascabanjir seperti penyakit. Namun, jika kondisi ini tidak segera diatasi, bukan tidak mungkin, berawal dari sampah tersebut, masyarakat korban banjir makin rentan terkena penyakit," ujar Isal Wardhana, warga Vorvo yang juga Ketua Walhi Kaltim. Pemprov Kaltim mengalokasikan dana Rp30 miliar untuk menangani banjir di 14 kabupaten/kota se-Kaltim dan Rp7 miliar di antaranya untuk Kota Samarinda yang paling parah menderita musibah banjir, seperti terlihat selama November 2008. Meluas Akibat diguyur hujan terus-menerus sejak dua pekan terakhir, banjir di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, semakin meluas. Dari sebelumnya melanda Kabupaten Aceh Selatan dan Aceh Barat, sekarang meluas ke Aceh Utara, Aceh Timur, Lhok Seumawe, hingga Langsa. Di Kabupaten Aceh Timur, misalnya genangan banjir setinggi 50 sentimeter hingga 1,5 meter melanda Kecamatan Birem Bayeuen, Peureulak, Ranto Peureulak, Peureulak Barat, Peureulak Timu, Darul Aman, Banda Alam, Julok, Indar Makmue, Darul Falah, Pante Bidari, Simpang Ulim, Sungai Raya, dan Madat. Di Aceh Utara, banjir terparah terjadi di kawasan Kecamatan Matangkuli, Pirak Timu, Lhok Sukon, Paya Bakong, Cot Girek, dan Tanah Jambo Aye. Banjir di Aceh Utara, akibat meluapnya Sungai Krueng Peutoe (Kecamatan Lhok Sukon) Krueng Keureutoe (Matang Kuli), Krueng Pirak (Pirak Timu), dan Alue Tho (Matang Kuli). Banjir yang melanda wilayah Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, sejak tiga hari terakhir menyebabkan lebih dari 2 ribu rumah warga di dataran rendah dan sepanjang bantaran sungai terendam. Pemerintah daerah setempat terpaksa meliburkan aktivitas sejumlah sekolah yang terkena banjir. Humas Pemkab Hulu Sungai Utara, Taufan Rizani, kemarin, mengatakan banjir melanda hampir seluruh wilayah dari 10 kecamatan di Hulu Sungai Utara ini, disebabkan meluapnya Sungai Balangan, Sungai Tabalong, dan sungai negara yang melintasi wilayahnya. ''Banjir melanda daerah dataran rendah yang merupakan daerah langganan banjir,'' katanya. (Tim/N-1) (SY/YK/MR/HM/DY/UL/FH/Bhm) Post Date : 02 Desember 2008 |