|
Maros, Kompas - Banjir akibat meluapnya Sungai Marusu (Sungai Maros) di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Rabu (29/3), mengakibatkan sedikitnya 1.500 rumah di lima kecamatan serta ratusan hektar sawah siap panen terendam air hingga setinggi 1,5 meter. Banjir juga mengakibatkan dua bocah, Irvan (7) dan Cici (12), tewas. Irvan, warga Kecamatan Palangga, Kabupaten Gowa, tewas karena terjatuh dan hanyut ke sungai sekitar pukul 08.00 Wita. Bocah ini berada di Maros ikut keluarganya untuk pertunjukan komedi putar. Saat ditemukan di sekitar jembatan terminal kota Maros pukul 10.00, Irvan masih hidup. Namun, korban meninggal sejam kemudian, sedangkan Cici, warga Desa Garantiga, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros, tewas terseret banjir yang tiba-tiba datang saat dia buang air besar di sungai. Ahmad (29), warga Desa Bontotalasa, Kecamatan Simbang, Maros, mengungkapkan, banjir datang pukul 08.00. Hujan disertai angin kencang sejak Selasa sekitar pukul 15.000 hingga Rabu dini hari mengakibatkan Sungai Maros yang membentang di lima kecamatanTurikale, Simbang, Maros Baru, Marusu, dan Bantimurungmeluap hingga ketinggian 1,5 meter. Sekitar 1.500 rumah penduduk di lima kecamatan itu terendam banjir. Demikian pula ratusan hektar sawah yang siap panen. Gabah milik warga yang baru dipanen juga terendam air, namun sekitar 10 ton gabah berhasil diselamatkan ke tempat penampungan sementara yang luput dari banjir. Sekolah diliburkan Rabu kemarin sekolah-sekolah di lima kecamatan tersebut juga diliburkan. Di Kecamatan Turikale, ada tujuh sekolah dasar yang diliburkan. "Sekitar pukul 07.00, air Sungai Maros sudah betul-betul tinggi. Jembatan yang menghubungkan Kecamatan Simbang dengan Kecamatan Tanralili bahkan sampai tidak terlihat lagi. Pukul 08.00 jembatan yang tingginya lebih dari lima meter itu ambruk dan air sungai pun meluap," kata Ahmad. Selain jembatan di Desa Bontotalasa, ada empat jembatan lain yang juga ambrol diterjang banjir, di antaranya jembatan di Kecamatan Tanralili dan jembatan di Dusun Bontokamase, Desa Tanate. Menurut salah seorang warga, Rosa (38), jembatan itu ambrol karena dorongan sampah dan derasnya air sungai. Air yang menggenangi wilayah itu memang tidak bertahan lama, kecuali di beberapa tempat di lima kecamatan tersebut hingga Kamis sore masih terendam. Di Desa Bontotalasa ada dua keluarga yang terpaksa mengungsi ke rumah tetangganya karena rumah mereka masih terendam banjir. Sampai kemarin, hujan deras masih mengguyur sebagian wilayah tersebut. Karena itu, penduduk masih khawatir akan terjadi banjir susulan. Kepala Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbang Linmas) Kabupaten Maros Anas Pabokori mengatakan bahwa jumlah kerugian akibat musibah banjir ini masih belum bisa dihitung. Perkiraan sementara, untuk lima jembatan yang ambruk tersebut, kerugian mencapai Rp 250 juta. (DOE) Post Date : 31 Maret 2006 |