Banjir di Malang Meluas

Sumber:Media Indonesia - 19 Oktober 2005
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
MALANG (Media): Banjir dan longsor di Kabupaten Malang, Jawa Timur (Jatim), kemarin meluas. Ratusan rumah di empat wilayah kecamatan terendam dan seorang warga tewas akibat terseret arus air.

Keempat wilayah kecamatan yang dilanda banjir itu adalah Tirtoyudo, Ampelgading, Dampit, dan Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Padahal, sehari sebelumnya (Senin, 17/10) banjir hanya merendam Kecamatan Sumbermanjing Wetan.

Selain merendam rumah penduduk, banjir juga menggenangi bangunan sekolah dan memutus jembatan. Sedangkan longsor menimbun sejumlah ruas jalan. Meluasnya banjir akibat hujan deras kembali mengguyur wilayah tersebut Senin sore, yang membuat Sungai Purwo, Wader, dan Sungai Tundo meluap dan tanggulnya jebol.

Di Kecamatan Tirtoyudo, terdapat tiga desa yang terendam, yaitu Desa Kepatihan, Sumbertangkil, dan Desa Pujiharjo. Di wilayah tersebut tercatat sebanyak 44 rumah penduduk, satu bangunan sekolah, dan 110 hektare (ha) lahan sawah terendam.

Sedangkan di Kecamatan Dampit, tercatat dua desa terendam, yaitu Desa Sukodono dan Desa Srimulyo. Di wilayah itu sejumlah fasilitas umum rusak diterjang banjir, jalan desa di Dusun Sawur tertimbun longsor sepanjang 75 meter, bahkan tiang listrik juga roboh hingga aliran listrik di wilayah tersebut padam.

Salah seorang penduduk Desa Sukodono, Sugiman, 19, tewas akibat terseret arus Sungai Bumirejo. Mayat warga yang tinggal di Dusun Kampung Teh itu ditemukan di Desa Sitiarjo pada Senin malam.

Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang Sidik Arjo Wijono, kemarin, mengatakan Kecamatan Dampit merupakan wilayah yang paling parah terkena banjir. Di Desa Srimulyo sejumlah jembatan rusak karena diterjang air, jalan desa menuju Baturetno terputus akibat tanah longsor, sebuah musala roboh, dan 28 rumah penduduk rusak.

Di Desa Srimulyo, seorang penduduk, Muhammad, 52, luka-luka saat menyelamatkan diri setelah air menerjang permukiman penduduk.

Sidik menjelaskan saat ini Tim Search and Rescue (SAR), Palang Merah Indonesia (PMI), dan petugas dari Dinas Kesatuan Kebangsaan dan Perlindungan Masyarakat (Kesbanglinmas) dibantu petugas TNI/Polri sudah diterjunkan di sejumlah kawasan yang dilanda banjir.

''Para petugas bekerja bakti bersama warga di lokasi banjir,'' katanya.

Sementara itu, di Kecamatan Ampelgading, wilayah yang terendam, antara lain Desa Lebakharjo, yang mengakibatkan 105 rumah penduduk dan bangunan Sekolah dasar (SD) Lebakharjo II terendam. Banjir juga merusak Bendungan Kedungondo dan 500 hektare lahan sawah.

Kecamatan Sumbermanjing Wetan yang dilanda banjir sejak Minggu (16/10) juga masih terendam banjir setinggi 40 sentimeter. Menurut Camat Sumbermanjing Wetan Suprihadiono, beberapa ruas jalan di wilayahnya tertutup longsor.

40 desa

Banjir juga melanda 25 desa di Kecamatan Matangkuli dan 15 desa Kecamatan Lhoksukon, Kabupaten Aceh Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, kemarin. Banjir terjadi akibat meluapnya dua sungai, yaitu Krueng Pirak dan Krueng Keureutoe.

Camat Matangkuli Mawardi mengatakan ketinggian air yang merendam wilayahnya rata-rata mencapai satu meter. Bencana itu dikhawatirkan membuat ratusan hektare tanaman padi siap panen membusuk. Tanaman padi yang terendam, antara lain berada di Desa Matangkeh, Leupe, Punge, Asan Krueng Kreh, dan Desa Bungong.

Di Kecamatan Lhoksukon, banjir terjadi akibat hujan lebat berkepanjangan dalam beberapa hari terakhir.

Kepala Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Aceh Utara Marwadi, kemarin, sempat meninjau lokasi banjir di Lhoksukon. Ia berencana memperbaiki saluran yang selama ini menjadi penghalang aliran saat kedua sungai tersebut meluap. (BN/HP/N-1)

Post Date : 19 Oktober 2005