Banjir di Lamongan semakin Meluas

Sumber:Media Indonesia - 31 Maret 2011
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

HUJAN lebat di Kabupaten Lamo ngan, Jawa Timur, menyebabkan luapan Bengawan Jero--anak Sungai Bengawan Solo--kian meluas.

Jika sebelumnya hanya lima kecamatan yang terendam, kini air meluber ke tujuh kecamatan dengan ketinggian setengah hingga 1 meter, antara lain Deket, Turi, Glagah, Kota Lamongan, Karangbinangun, Kalitengah, dan Modo. Total rumah yang terkena banjir kini mencapai 3.300 rumah.

"Debit air memang meninggi sehingga beberapa anak Sungai Bengawan ikut meluap, di antaranya Kali Blawi dan Kali Kruwul. Akibatnya ruas jalan sepanjang 34,6 kilometer juga ikut terendam 40 cm. Meski demikian belum ada warga yang mengungsi," kata Kepala Biro Humas dan Protokol Kabupaten Lamongan, Anang Taufi k, kemarin.

Anang mengatakan, pihak kabupaten telah menaksir kerugian akibat banjir kali ini mencapai Rp14,6 miliar. Dihitung dari kerusakan yang disebabkan banjir di 5 balai desa, 35 gedung sekolah, 4 tempat ibadah, 7.310 hektare tambak, dan 20 hektare tanaman padi.

Di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, kondisi Jembatan Sembayat yang baru-baru ini rusak diterjang banjir diperkirakan baru normal kembali, tiga hari ke depan.

Untuk sementara jalur penyeberangan yang melintas di atas aliran Bengawan Solo, Desa Sembayat, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik, itu dilalui bergantian.

Adapun jalur utama, yakni Jalan Tol Bunder, Kabupaten Lamongan, sejak lima hari lalu ditutup karena ruasnya tergenang oleh banjir setinggi 1 meter lebih.

Akibat persoalan ini, kendaraan merayap di jalur pantura Jawa yang melalui Jembatan Sembayat. Panjang antrean mencapai 5 kilometer, dimulai dari arah selatan hingga masuk ke jembatan. Begitu pula dari arah sebaliknya.

Pengungsi Belu Banjir yang menerjang perkampungan warga Kecamatan Malaka Barat, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, sejak awal pekan, juga menyebabkan pengungsi di Kantor Camat Malaka Barat terus membengkak. Dari semula 469 menjadi 1.447 jiwa.

"Jumlah tersebut belum termasuk warga dari tiga desa yakni Desa Mota'Ain, Sikun, dan Fofoe," kata Jhon Blegur, seorang petugas puskesmas, kemarin.

Sementara itu, Wakil Bupati Belu Lodovikus Taolin, yang dihubungi terpisah, mengakui bahwa belasan desa di hilir Sungai Benenai, Kabupaten Belu, terendam banjir karena empat sungai besar di kawasan cagar alam Mutis meluap.

Belasan desa yang terendam antara lain Alas Selatan (Kecamatan Kobalima Timur), Rainawe, Fahiluka, Lawalu (Kecamatan Malaka Tengah).

Ia menjelaskan, banjir kiriman itu berasal dari Sungai Noel mina yang berhulu di Desa Nenas dan Sungai Noelfael dengan hulu di Desa Nuapin, Kabupaten Kupang.

Banjir kiriman lain berasal dari Sungai Noelbessi, berhulu di Tasinifu, Kabupaten Timor Tengah Utara, lalu semuanya bermuara ke hilir Sungai Benenai di Kabupaten Belu.

Di Jawa Barat, karena khawatir akan muncul banjir susulan disertai longsor, Pemkab Ciamis mengosongkan lima dusun di Desa Padamulya, Kecamatan Cihaurbeuti.

Camat Sahlan mengatakan hujan dengan intensitas tinggi terus mengguyur wilayah kaki Gunung Sawal itu, akibatnya tebing gunung mulai retak.

"Untuk itu, kami mengimbau agar warga, yang masih bertahan di rumahnya masingmasing untuk mengosongkan lima dusun di kaki Gunung Sawal," katanya, kemarin.

Banjir menerjang kawasan itu empat hari lalu akibatnya 1.530 warga mengungsi ke kantor kecamatan, sejumlah sekolah, dan masjid di wilayah itu. (PO/ EM/AX/LD/Ant/N-3)



Post Date : 31 Maret 2011