|
LAMONGAN-Banjir di Lamongan meluas. Pantauan terakhir, hingga kemarin banjir akibat luapan kali atau sungai yang sudah tidak sanggup menampung air itu sudah menggenangi sekitar 25 desa di 4 kecamatan. Di antaranya meliputi Kecamatan Turi, Karangbinangun, Glagah dan Deket. Tidak hanya jalan desa dan sawah tambak saja yang tergenangi banjir yang mulai menggenang sejak seminggu lalu itu. Tapi, ratusan perumahan penduduk, masjid dan mushola serta lembaga sekolah. Tercatat, dari 4 kecamatan tersebut, sedikitnya 1500 rumah penduduk tergenang hingga ketinggian air mencapai 10-30 centimeter, termasuk sekitar 25 lembaga sekolah terdiri MI maupun SD Negeri. Adapun untuk sawah tambak sudah mencapai 1000 hektar lebih. Tergenangnya ribuan tambak ini dipastikan mengakibatkan kerugian miliaran lebih. "Jika iar tidak bertambah lagi, kerugian yang kita pikul tidak secara langsung. Tapi, nanti setelah air surut. Karena dengan banjir seperti ini, ikan tidak bisa besar, pupuk dan obata-obatan yang kita tabur menjadi muspro tergerus air," ujar Hadi, petani tambak asal Kecamatan Deket kemarin. Untuk mengantisipasi kerugian yang lebih besar, tambah warga lainnya, petani tambak jauh hari sudah memasang waring (jaring,Red) di sepanjang pematang tambaknya, dengan harapan ikan tetap tidak bisa lepas. "Tapi yang namanya ikan sedikit banyak tetap saja ada yang berhasil lolos," imbuhnya. Adapun banjir yang menggenangi sekolah, contohnya di Desa Kemlagi Lor, Kecamatan Turi, terpaksa murid MI setempat belajarnya dialihkan ke masjid atau mushola. Sementara SDN Sidomulyo I, Kecamatan Deket, karena ruang kelas tergenangi air setinggi kurang lebih 40 centimeter, terpaksa murid kelas 1, 2 dan 3 diliburkan. "Untuk kelas 4, 5 dan 6 tetap masuk karena ruang kelasnya lebih tinggi. Apalagi untuk kelas 6, mereka kan sudah mendekati waktu ujian," tutur Kepala Sekolah SDN Sidomulyo I Deket, Sukatno. Sementara banjir yang menggenang jalan desa atau kecamatan nantinya juga diprediksi bakal berdampak kerugian ratusan juta rupiah. Jika genangan air bertahan lama, kondisi jalan dipastikan akan rusak karena aspal banyak yang mengelupas. Hanya, sebagian warga ada yang mengambil keuntungan dari bencana banjir ini. Terlihat, di sepanjang kali Deket banyak orang mengail ikan, dan tidak sedikit yang mencari ikan dengan menggunakan jala. "Lumayan, sehari saya bisa mendapatkan uang hingga Rp 100 ribu. Tidak tahu bagi pemancing itu, mereka biasanya hanya sekadar hobi saja," tukas Kasmolan, yang mengaku datang dari salah satu kecamatan belahan selatan Lamongan. Kabag Humas dan Protokol Aris Wibawa membenarkan kondisi banjir di Lamongan sudah menggenangi ribuan hektar sawah tambak dan rumah penduduk. Hanya, dia belum bisa menyampaikan data pasti kerugian yang disebabkan banjir tersebut. "Untuk sementara masih didata," ujarnya singkat.(idi) Post Date : 28 Februari 2006 |