|
BANJARMASIN, KOMPAS - Hujan deras selama 2,5 jam, Sabtu (3/3) sore, menyebabkan banjir di Kabupaten Kota Baru, Kalimantan Selatan. Air bah tersebut mengakibatkan tiga orang yang tengah mandi di dam SMPN 5 di Sungai Baharu hanyut terbawa air dan meninggal. Sementara dua orang hingga semalam masih dalam pencarian. Ada sembilan anak yang mandi saat peristiwa itu terjadi. Lima anak lain dapat diselamatkan. Kepala Kepolisian Resor Kota Baru Ajun Komisaris Besar Rosyanto Yudha Hermawan, yang dikonfirmasi dari Banjarmasin, mengatakan, pihaknya bersama Badan Search and Rescue (SAR) Daerah masih mencari korban yang hilang. Korban tewas adalah M Irham (22), Dwinata Iqbal Sahdanu (13), dan Huseini (16). Mereka adalah warga Baharu Selatan, Kecamatan Pulau Laut Utara. Dua korban yang masih dicari adalah Dedi Kurniawan dan Wawan. Wawan adalah anggota staf pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kota Baru, yang ikut terbawa arus saat hendak menolong korban. Korban yang selamat adalah Ahmad Rifani, Belki, Dani, Putra, dan Bayuh. ”Anak-anak ini tengah mandi di dam. Saat itu di hulu sungai terjadi hujan deras sehingga timbul air bah di sungai. Rupanya mereka tidak menyadari dan terlambat menghindar,” ujar Rosyanto Yudha. Tri Kaban, Kepala Pelaksana BPBD Kota Baru, menjelaskan, kondisi air sungai yang deras menyulitkan upaya pencarian. ”Ini diperparah keadaan gelap dan mendung,” ujarnya. Hujan juga sempat menyebabkan genangan di sejumlah titik di Kota Baru, seperti Jalan Agus Salim dan Veteran. Ketinggian air di jalan mencapai 50 sentimeter. Di Bone Hujan deras yang berlangsung Sabtu petang juga menimbulkan banjir di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Banjir akibat luapan Sungai Cenranae merendam ratusan rumah di dua kecamatan, yakni Dua Boccoe dan Cenrana. Ketinggian air 30-40 sentimeter. Menurut Sabaruddin (48), warga Desa Nagauleng, Cenrana, posisi dataran yang lebih rendah daripada sungai mengakibatkan daerahnya menjadi langganan banjir setiap tahun. Tanggul yang dibangun warga di tepian sungai selalu jebol akibat tingginya sedimentasi sungai. ”Sudah saatnya pemerintah mengeruk sungai yang semakin dangkal karena timbunan material dari Danau Tempe,” ujarnya. Sejumlah warga mengungsi ke kediaman kerabat mereka di pusat kota Bone yang berlokasi sekitar 20 kilometer dari lokasi banjir. Warga yang bertahan tinggal di rumah panggung terpaksa menggunakan perahu untuk beraktivitas sehari-hari. Kepala Tata Usaha Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah IV Makassar Sujarwo mengatakan, hujan deras masih akan mengguyur Makassar dan sejumlah wilayah di Sulsel hingga akhir bulan ini. ”Musim hujan di Sulsel masih akan terjadi hingga akhir Maret. Pemerintah sebaiknya menyiagakan warga di daerah potensi banjir untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan,” ujarnya.(WER/RIZ) Post Date : 04 Maret 2012 |