KARAWANG, (PR).- Banjir di Kabupaten Karawang meluas hingga merendam enam kecamatan, pada Jumat (19/3). Hal itu terindikasikan dari pintu air Bendung Walahar, yang masih diangkat setinggi 1,5 meter. Sementara itu, warga yang belum mengetahui waktu penutupan pintu air, memilih tetap mengungsi di masjid, tenda pengungsian, dan rumah kerabatnya.
Enam kecamatan yang terendam itu di antaranya Karawang Barat, Telukjambe Timur, Klari, Ciampel, Batujaya, dan Pakisjaya. Sementara jumlah rumah terendam yang tercatat di Dinas Sosial Kab. Karawang sebanyak 1.038 rumah dengan ketinggian air antara 30 - 200 sentimeter.
Menurut informasi terakhir yang diterima "PR", titik baru rendaman yaitu 35 rumah terendam di Dusun Segar Tanjung Desa Segaran Kecamatan Batujaya di Desa Telukbuyung Kecamatan Pakisjaya.
Berdasarkan pengamatan "PR" di lokasi, rendaman air belum juga surut di Perumahan Karawang Barat Indah I, Perumahan Bintang Alam, dan sejumlah pemukiman di Kec. Karawang Barat. Malah di Perumahan Karawang Barat Indah I, air kembali naik Jumat (19/3).
"Padahal, malam harinya sempat menyurut. Rencana saya pulang pun untuk bebenah batal dan tetap mengungsi di rumah tetangga yang tidak terendam," ujar Ospida (34), warga setempat.
Warga yang rumahnya terendam di Blok X dan Y memilih bertahan di pengungsian baik di masjid, tenda-tenda darurat, rumah tetangga, dan kerabat. Demikian pula di Perumahan Bintang Alam. Warga tetap berada di tempat-tempat pengungsian, karena mereka khawatir air terus meninggi.
Anton (35), warga Perumahan Karawang Barat Indah I menyayangkan, minimnya informasi terkait buka tutup pintu air di Bendung Walahar. Menurut dia, jika informasi itu lebih cepat sampai, maka warga yang diperkirakan mengalami dampaknya dapat bersiap-siap.
"Kalau air itu datang dengan arus besar saat warga terlelap tidur, korban jiwa yang melayang, karena tidak sempat menyelamatkan diri mungkin akan lebih banyak," katanya.
Sementara itu, Kepala Pintu Air Bendung Walahar Al-Azhar mengatakan, hingga pukul 13.00 WIB, pintu air diangkat setinggi 1,5 meter untuk mencegah pintu jebol, karena tidak kuat menahan arus air. Dia mengaku, belum tahu hingga kapan pintu tersebut dibuka. "Buka tutup pintu itu didasarkan dari kondisi pintu air, sehingga tidak bisa dipastikan," ujarnya.
Di Ciamis
Sementara itu, lima belas kolam dan areal persawahan di Desa/Kecamatan Cimaragas, Kab. Ciamis, hancur akibat terkena banjir. Selain itu, hujan lebat yang disertai dengan tiupan angin kencang juga menjadikan empat orang luka-luka akibat tertimpa atap bangunan yang roboh.
Menurut Undang warga Cimaragas, belasan kolam ikan yang hancur itu terjadi pada Kamis (18/3), sekitar pukul 16.15WIB. Banjir tersebut berasal dari meluapnya Sungai Cikedondong, yang tertimbun tanah longsor di beberapa titik.
Kepala Desa Cimaragas Diding mengatakan, banjir yang ada di wilayahnya terdapat di dua titik yakni di Dusun Cimaragas dan Tunggal Rahayu, dikarenakan runtuhnya tebing Sungai Cikedondong menimbun aliran sungai. Akibatnya, lima belas kolam ikan dan lima ratus bata sawah hancur kena banjir.
Sehari sebelumnya, hujan disertai dengan tiupan angin kencang menjadikan empat warga Kelurahan Sindangrasa, Kec./Kab. Ciamis luka-luka akibat tertimpa bangunan. Korban Nunung (34), Eti Suhaeta (43) luka akibat tertimpa atap warung yang tertimpa pohon tumbang. (A-153/A-101)
Post Date : 20 Maret 2010
|