|
Tanjung, Kompas - Luapan air Sungai Tabalong dan Balangan yang menggenangi Kabupaten Tabalong dan Balangan memasuki wilayah Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, Rabu (27/12). Bencana itu menewaskan seorang warga, merendam ratusan rumah, dan menggenangi ratusan hektar areal pertanian. Kepala Subbidang Pemberitaan Humas Pemerintah Kabupaten Balangan Alive Yosfahlove mengatakan genangan banjir di Kecamatan Halong dan Juai mulai menyurut. Transportasi darat juga sudah normal. Namun, sawah dan perkebunan warga masih terendam. Di Kecamatan Awayan, banjir menewaskan warga Desa Mayanau, Isam (60). Perempuan itu tewas terseret arus saat mengambil air di Sungai Pitap. "Jasad korban baru ditemukan Selasa pagi," kata Alive. Menurut dia, banjir di Balangan disebabkan tiga faktor: parahnya pendangkalan sungai, kerusakan hutan, dan tingginya curah hujan beberapa hari terakhir. Di Hulu Sungai Utara, banjir menggenangi Kecamatan Amuntai Utara dan Pekapuran dengan ketinggian 30 sentimeter. Di Tabalong, banjir menggenangi Kecamatan Pugaan, Kelua, Muara Harus, Tanjung, Murungpudak, Banua Lawas, Haruai, dan Muara Uya. Jalan trans-Kalimantan yang menghubungkan Amuntai, Hulu Sungai Utara, dengan Tanjung, Tabalong, terendam di 23 bagian sehingga arus transportasi macet. Sekitar 80 warga Desa Ujung Murung, Kecamatan Tanjung, mengungsi karena rumah mereka terendam. Pemkab Tabalong membuka dapur umum di Pasar Tanjung. Di Haruai, banjir menimpa 389 keluarga. Puncak musim hujan Areal sawah kebanjiran akibat dua pintu irigasi jebol, yakni di Sungai Buluh Kelua dan di Banua Lawas. Kepala Dinas Sosial Kabupaten Tabalong Birhasani mengatakan, bantuan bahan pokok difokuskan ke Murungpudak, Haruai, dan Tanjung. Sementara itu, puncak musim hujan di Kalimantan Tengah diperkirakan terjadi Januari-Februari 2007. "Saat ini, rata-rata curah hujan di Kalteng masih di angka normal, sekitar 200 milimeter per bulan," kata peramal cuaca Badan Meteorologi Palangkaraya, Dedy Supratono. Merunut data tahun-tahun sebelumnya, curah hujan di Kalteng pada puncak musim hujan bisa mencapai 500 milimeter per bulan. Di Pontianak, Kalimantan Barat, BMG setempat akan membangun pelayanan terpadu meteorologi dan klimatologi regional pada tahun 2007. Sistem itu dapat memberikan peringatan dini terhadap kemungkinan banjir dan angin puting beliung di provinsi itu. Menurut Kepala Stasiun Meteorologi Supadio Pontianak Girwanto, dengan sistem ini, pihak terkait akan menerima informasi bencana alam dalam waktu dua menit melalui SMS. (FUL/CAS/WHY) Post Date : 28 Desember 2006 |