|
Tamiang Layang, Kompas - Luapan Sungai Barito, Selasa (18/4), terus meluas ke daerah lebih rendah. Sementara jalan penghubung Banjarmasin-Palangkaraya mulai digenangi luapan Sungai Kahayan. Luapan Sungai Kahayan itu menggenangi jalan yang merupakan poros ekonomi Banjarmasin (Kalimantan Selatan)-Palangkaraya (Kalimantan Tengah). Daerah Tumbang Nusa, Kabupaten Pulang Pisau, Kalteng, di jalur itu, tergenang air sejak Senin lalu. Genangan air menutup ruas jalan sepanjang sekitar 20 meter dengan ketinggian air hingga 50 sentimeter. Mobil, truk, dan bus masih bisa melintasi wilayah itu dengan amat perlahan. Kondisi itu, menurut para pengemudi, belum terlalu mengganggu karena mereka telah terbiasa dengan hambatan karena di jalur tersebut sedang dibangun jalan layang. "Masih bisa dipaksakan asalkan kita hati-hati agar tidak terperosok lumpur. Selama ini kendaraan yang melintas juga sering terhambat bila ada alat berat proyek yang menurunkan tiang pancang beton," kata Yayan, sopir mobil travel jurusan Banjarmasin-Palangkaraya. Pilkada terganggu Sementara para pengendara sepeda motor yang tak ingin kendaraannya mogok karena menerobos banjir memilih menggunakan feri kayu untuk menyeberang. Ongkos sekali menyeberang Rp 5.000-Rp 10.000. Banjir terakhir di ruas antarprovinsi ini terjadi Desember 2005 dan Februari 2006. Sampai kemarin beberapa wilayah di Kecamatan Dusun Selatan, Kabupaten Barito Selatan, dan daerah rendah di Bambulum, Kecamatan Pematang Karau, Kabupaten Barito Timur, Kalteng, masih digenangi air hingga menyentuh batas lantai rumah panggungdengan ketinggian sekitar 1,5 meter. Sementara itu, tinggi genangan air di Kecamatan Dusun Utara menghambat penduduk yang hendak ke tempat pemungutan suara untuk menggunakan hak pilih mereka dalam pilkada Kabupaten Barito Selatan. Aktivitas ekonomi rakyat pun terganggu. Warung-warung nasi sepi pelanggan walaupun beberapa masih buka. Seorang pemilik warung, Saripah Aminah, warga Jalan Kelurahan, Kecamatan Dusun Selatan, misalnya, mengatakan, warungnya sepi pengunjung. Pasalnya, pelanggan yang datang harus rela terendam air setinggi lutut ketika makan. Mohammad Sabransyah, seorang warga, mengaku heran mengetahui beberapa daerah rendah di Bambulum yang jauh dari Sungai Barito pun tergenang air karena daerah tersebut sebelumnya jarang banjir. Kepala Stasiun Meteorologi Palangkaraya Hidayat menjelaskan, selain Desember 2005 lalu, bulan April 2006 merupakan puncak musim hujan, terutama bagi daerah sektor utara Kalteng yang bertopografi pegunungan. "Tingginya curah hujan itu mengakibatkan besarnya debit air sungai besar di Kalteng yang berhulu di dataran tinggi. Tingginya curah hujan ini juga akan memengaruhi daerah-daerah Kalteng bagian hilir," katanya. Ketika melintasi ruas Banjarmasin-Muara Teweh kemarin, Kompas menyaksikan debit air di beberapa anak sungai yang bermuara ke Sungai Barito, seperti Sungai Balangan di daerah Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalsel, sudah menyentuh batas tepi bentang jembatan. Hal ini terjadi karena hujan terus turun dalam tiga hari terakhir. (FUL/CAS) Post Date : 19 April 2006 |