Pandeglang, Kompas - Banjir di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, yang terjadi sejak hari Rabu (13/1) dan merendam Kecamatan Patia, mulai kemarin meluas ke tiga kecamatan lain, yakni Pagelaran, Sukaresmi, dan Munjul.
Banjir ini merendam 2.605 rumah dengan ketinggian air 0,5-1 meter. Banjir juga merendam 1.574 hektar sawah yang sudah ditanami padi umur dua bulan.
Koordinator Taruna Siaga Bencana Kabupaten Pandeglang Tubagus Ade Mulyana menuturkan, banjir tersebut dipicu derasnya hujan sepanjang Kamis malam. ”Alhamdulillah, Jumat ini tidak turun hujan sehingga banjir berangsur surut,” katanya.
Dalam data Taruna Siaga Bencana Pandeglang disebutkan, rumah yang tergenang banjir ada di Kecamatan Patia sebanyak 1.331 rumah, Pagelaran 280 rumah, Sukaresmi 844 rumah, dan Munjul 150 rumah. Sementara sawah yang terendam berada di Patia seluas 968 hektar, Pagelaran 206 hektar, dan Sukaresmi 400 hektar.
”Sampai saat ini banjir belum merusakkan tanaman, tetapi petani khawatir, jika banjir tetap menggenang beberapa hari ke depan, padi bisa rusak dan membusuk,” kata Ade.
Banjir akibat luapan Sungai Cilemer juga mengganggu kelancaran transportasi. Warga harus naik perahu untuk menyeberangi genangan yang memutus jalan, antara lain di ruas penghubung Kecamatan Patia dengan Kecamatan Pagelaran yang tergenang sepanjang 200-an meter dengan ketinggian air sekitar 60 sentimeter.
Untuk menyeberangi genangan itu, warga harus membayar Rp 2.000-Rp 3.000 per orang. Namun, jika penumpang membawa sepeda motor, yang kemudian dinaikkan ke perahu, tarifnya Rp 5.000.
”Karena saya berboncengan dengan saudara, jadi kena Rp 10.000, padahal kemarin saya lewat jalan ini masih bisa pakai motor,” kata Erik, warga Kecamatan Labuan. (CAS)
Post Date : 16 Januari 2010
|