|
CILACAP, (PR).Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Cilacap Jawa Tengah selama dua hari berturut-turut telah mengakibatkan banjir dan tanah longsor. Banjir di Desa Ujungmanik, Kecamatan Kawunganten dan wilayah perkotaan di kabupaten setempat menyebabkan ratusan rumah penduduk tergenang air. Banjir di Desa Ujungmanik terjadi setelah tanggul Sungai Banjursari bobol sepanjang lima meter. Ratusan rumah yang terletak di sekitar daerah aliran sungai (DAS) tergenang banjir. Hingga kemarin, air masih menggenangi rumah penduduk, dan satu rumah dilaporkan rusak berat setelah tertimpa tanah longsor. Selain itu, tanggul Sungai Banjursari jebol, dan hujan selama dua hari berturut-turut telah meningkatkan permukaan sungai. Karena tidak mampu menahan luapan air, tanggul akhirnya bobol, dua daerah yang paling menderita akibat bajir yakni Dusun Kaliyasa dan Sidamulya Desa Banjursari. Staf Bagian Kesra Pemkab Cilacap, Ngadirin mengungkapkan, di Dusun Kaliyasa setidaknya ada 100 rumah tergenang air dan lumpur. Di Dusun Banjursari terdapat 85 rumah terendam banjir, sedangkan di Dusun Sidamulya ada 90 rumah tergenang air. "Ada satu rumah yang dilaporkan tertimbun longsoran tanah, 10 ekor kambing hilang dan ayam hilang, hanyut terbawa banjir. Jumlah kerugian belum bisa dilaporkan," kata Ngadirin. Panik Sementara itu, Kepala Desa Banjursari, Supardan mengungkapkan, sejak dua pekan lalu, sama sekali tidak turun hujan. Tapi 23-24 Mei lalu hujan turun terus-menerus. "Kami panik karena genangan air mencapai 1,5 meter. Warga saya instruksikan untuk mengungsi ke rumah saudara atau tetangga yang aman. Jika nanti malam hujan turun lagi, mungkin banjir akan terjadi lagi," tutur Supardan. Banjir tersebut diduga akibat meluapnya Sungai Kaliyasa dan air pasang dari laut selatan. Genangan air yang mencapai 50 cm, menyebabkan aktivitas warga pemukiman lumpuh. Sampai kemarin, warga belum membersihkan rumahnya menunggu genangan air surut. Pemukiman yang terkena genangan air terparah adalah di Bandengan dan Tegalkamulyan Jalan Budi Utomo Cilacap Selatan. Air setinggi 50 cm masuk ke dalam rumah di pemukiman tersebut. Warga RT 02 RW 11 Tegalkamulyan Pramono (45) mengungkapkan, sebelum hujan turun dua hari lalu, genangan air di pemukiman padat penduduk tersebut sudah terjadi akibat air pasang dari laut selatan. "Meluapnya Sungai Kaliyasa, karena pintu air tidak berfungsi dan sebenarnya kondisi ini sudah terjadi sejak beberapa tahun lalu. Kompleks kami menjadi pelanggan banjir tahunan, beberapa kali masalah ini dilaporkan ke pejabat pemkab setempat. Bahkan sudah berkali-kali warga mendatangi wakil rakyat di DPRD. Tapi nyatanya mereka tidak pernah peduli, " katanya. Bahkan, sejak pintu air di Kaliyasa itu tidak berfungsi, maka setiap kali hujan, airnya langsung membanjiri pemukiman. Berdasarkan pemantauan, selain di Bandengan, genangan air juga terlihat di Gunungsimping, Maos, Kompoleks pelabuhan dan sepanjang Jln Sulawesi Cilacap. Ketua Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana Alam dan Pengungsi (Satlak PBA) Thohirin Bahri ketika dikonfirmasi menyatakan, belum mendapat laporan mengenai banjir di Cilacap. (A-99) Post Date : 27 Mei 2005 |