Banjir di Kab. Bandung Surut

Sumber:Pikiran Rakyat - 13 Maret 2008
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

 

BANDUNG, (PR).- Banjir yang menggenangi Dayeuhkolot dan Baleendah Kab. Bandung mulai surut Rabu (12/3). Berdasarkan pantauan "PR" kemarin, rumah-rumah warga di Ciputat dan Bolero yang sempat terendam hingga setengah meter sudah terbebas dari genangan air akibat luapan Sungai Citarum.

Air yang mencapai ketinggian pinggang orang dewasa di RW 13 Kel. Andir Kec. Baleendah pada Selasa (11/3) malam, mulai surut sekitar pukul 1.00 WIB. Sementara banjir di daerah muara Sungai Ciputat surut pukul 4.00 WIB.

Bupati Bandung Obar Sobarna mengatakan, banjir di Kab. Bandung merupakan kiriman dari daerah-daerah sekitar. "Meskipun tidak hujan, tetap saja banjir," katanya, saat melakukan sidak di SMA Negeri 1 Cileunyi, Rabu (12/3). Obar meminta warga untuk tetap siaga jika sungai kembali meluap.

Menurut Bupati, bantuan akan disalurkan jika sudah ada permintaan dari camat. "Ini kan bukan banjir yang terus menerus, seperti di Solo. Beberapa jam juga surut, jadi bantuannya tidak seperti bencana banjir," katanya.

Banjir di Kp. Bojongcitepus, Desa Cangkuang Wetan, Kec. Dayeuhkolot, Kab. Bandung terjadi akibat debit air yang berlebih serta terlambatnya pasokan solar untuk mesin penyedot air.

Menurut penjaga mesin penyedot air Herna (50), hal itu membuat proses penyedotan air ke Sungai Citarum terhambat hampir setengah hari. "Dua mesin ini tak pernah berhenti sejak empat hari lalu. Solar yang dihabiskan sekitar 320 liter. Sekarang tersisa 100 liter lagi, tak cukup jika hujan terus turun di Kota Bandung," ucapnya.

Di Kota Bandung, banjir cileuncang terjadi di sejumlah ruas jalan, termasuk Jln. Raya Cimindi, Kecamatan Andir, kemarin siang. Hujan selama satu jam menyebabkan genangan air kira-kira sepanjang 50 meter di jalan di bawah flyover Cimindi.

Puting beliung

Selain itu, terjadi angin puting beliung, menyapu sebagian besar atap sirap Gedung Dwi Warna di Jln. Diponegoro No. 59 Bandung, sekitar pukul 14.00 WIB, kemarin. Puing-puing atap terbang sampai ke depan Restoran D’Palm, Jln. Lombok (sekitar 300 m). Tak ada korban jiwa dalam kejadian di gedung yang pernah dipakai untuk Sekretariat Konferensi Asia-Afrika itu.

"Saya sedang berada di lantai dua, mendengar suara gemuruh. Saya lihat putaran angin berwarna hitam bergerak dari barat ke timur gedung dan mengangkat atap sirap," ujar penjaga keamanan gedung, Mardhie Syukur (67).

Lubang menganga di atap gedung yang kini digunakan sebagai Kantor Wilayah XII Dirjen Perbendaharaan Departemen Keuangan itu diperkirakan seluas 50x20 m. Sejumlah kayu penyangga atap sepanjang 3-5 m menembus langit-langit gedung sehingga membuat lubang dan puingnya bertebaran di ruang rapat lantai II.

Menurut Kepala Bagian Umum Kantor Wilayah XII Dirjen Perbendaharaan Departemen Keuangan Budiharjo, atap gedung pernah mengalami renovasi pada 2006. "Sekitar 80-90% atapnya sudah baru," ujarnya.

Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Stasiun Kelas I Bandung Hendri Subakti mengatakan, kondisi cuaca yang panas pada siang hari dan berubah menjadi hujan pada siang bisa menyebabkan terjadinya puting beliung. "Hujan lebat disertai terpaan angin besar diperkirakan masih akan terjadi sampai beberapa hari ke depan," katanya.

Ia menambahkan, musim hujan sudah melampaui puncaknya yang terjadi sekitar Desember-Februari. (CA-185/A-158/A-124/CA-170/CA-191)



Post Date : 13 Maret 2008