|
[JEPARA] Banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah (Jateng), mengakibatkan lima orang tewas dan merendam ratusan rumah dan areal persawahan. Mereka yang tewas masing-masing dua di Desa Pendem, Kecamatan Kembang dan dua lainnya di Desa Pelang, Kecamatan Mayong serta satu orang di Kecamatan Welahan. Ratusan rumah warga terendam banjir setinggi antara satu hingga dua meter. Puluhan rumah rusak akibat terjangan angin lisus, sementara ratusan hektare (ha) sawah terendam banjir. Bupati Jepara, Hendro Martojo, saat meninjau banjir di Desa Batukali, Kecamatan Kalinyamatan, Jumat (15/2) mengatakan, banjir terjadi di tujuh kecamatan, yakni Kalinyamatan, Kedung, Welahan, Mayong, Pecangaan, Kembang, dan Nalumsari. Banjir tahun ini tercatat lebih parah dibanding tahun sebelumnya karena ketinggian air mencapai satu hingga dua meter. "Tercatat sedikitnya 13 desa yang dilanda banjir paling parah. Saya telah memerintahkan agar dibuatkan dapur umum bagi warga tinggal di pengungsian," katanya. Dapur umum antara lain dibangun di desa yang terparah dilanda banjir seperti Desa Dorang (Kecamatan Nalumsari), Sowam Kidul (Kecamatan Kedung), Gerdu (Pecangaan), Paren, Mayong Kidul, Tigajuru (Mayong), dan Batukali (Kalinyamatan). Setiap dapur umum mendapat bantuan beras 400 kilogram (kg), mi instan, sarden, dan ikan asin. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng membantu korban banjir berupa 10 ton beras, mi instan, dan sejumlah kebutuhan anak sekolah. Sedangkan dari Dinas Kesehatan Jateng membantu alat-alat kesehatan, susu, dan makanan tambahan pendamping untuk bayi dan balita. Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Jawa Barat, Luki Rulyaman meminta pemerintah pusat membantu benih padi untuk kebutuhan penanaman di areal 20.000 ha. Dengan asumsi satu ha lahan membutuhkan 25 kg benih padi, kebutuhannya bakal mencapai 500.000 kg. Usulan itu terkait dengan bencana banjir yang merendam sebagian sawah seperti di daerah Cirebon, Indramayu, Bekasi, dan Karawang. "Setiap tahunnya rata-rata areal sawah yang banjir 70.000 ha," katanya. Benih Padi Benih padi itu akan dibagikan secara cuma-cuma kepada petani yang lahannya kebanjiran. Bibit tersebut dapat dipakai petani pascabanjir. "Kalau tidak ada banjir, petani itu punya benih. Tanpa bantuan dari pemerintah (mereka bisa menanam), tapi kalau ada kerugian kasihan mereka," katanya. Rata-rata genangan air itu, tambahnya, berlaku sama semenjak tahun 2003. Memasuki tahun 2007 yang lalu, daerah yang tergenangi semakin berkurang hingga hanya mencapai 50.000 ha. Banjir di Kabupaten Bekasi melanda 7.334 ha dan di Kabupaten Karawang melingkupi 15.336 ha areal tanam. Luki mengaku belum mengetahui secara pasti jumlah kerugian akibat banjir tersebut. Meski ada areal sawah yang tergenang banjir, Luki optimistis hal itu tidak akan berpengaruh terhadap produksi padi di Jabar. Target produksi padi untuk 2008 di Jabar meningkat menjadi 10,5 juta ton dibandingkan tahun sebelumnya, 10 juta ton. "Kita berupaya meningkatkan itu dari sisi produktivitasnya. Lahan selalu ada yang berkurang, tidak bertambah," katanya. [142/153] Post Date : 16 Februari 2008 |