|
Jakarta, Kompas - Traffic Management Center Polda Metro Jaya hingga Sabtu (2/2) pukul 18.00 melaporkan, masih tersisa 17 titik genangan setinggi 20-60 sentimeter yang tersebar di wilayah Jakarta Barat, Timur, dan Utara. Sementara genangan di kawasan Jakarta Pusat dan Selatan dipastikan sudah mengering. Jumlah titik genangan air turun drastis dibanding Jumat kemarin, yang mencapai 140 titik dengan ketinggian satu meter. Sementara itu, Pusat Krisis Jakarta mengumumkan, tiga warga DKI Jakarta dipastikan meninggal akibat terseret arus saat hujan lebat dan banjir melanda Ibu Kota, Jumat (1/2). Ketiga korban adalah warga Jakarta Barat, yaitu Fani Maulana (3), warga Kampung Kapling II, Angkam, Joglo; Yuyarnel (20), warga Kelurahan Kota Bambu Utara RT 02, Kecamatan Palmerah, dan Poniyem (50) dari Kelurahan Kembangan Utara, RT 04/RW 01, Kecamatan Kembangan. Petugas Posko Banjir Jakarta Barat Marbo mengatakan, dari laporan keluarga korban, baik Fani, Yuyarnel, maupun Poniyem kemungkinan terjatuh saat berusaha menyelamatkan diri, kemudian terseret arus. Jenazah ketiga korban tewas ditemukan tim bantuan banjir dan sudah diserahkan kepada keluarga, Sabtu ini, kata Marbo. Menurut informasi yang didapat dari posko banjir Jakarta Barat, Fani Maulana (3) terseret arus Kali Gebyuran di dekat rumahnya, Jumat sekitar pukul 14.30. Kala itu, Fani mengikuti pamannya, Nomin, melihat banjir di depan rumahnya. Genangan air yang cukup tinggi mengaburkan batas tepi sungai dengan sungai. Akibatnya Fani pun terperosok, tercebur, dan akhirnya terseret arus air yang kuat. 78 kelurahan terendam Selain merenggut korban tewas, Pusat Krisis DKI menyebutkan, banjir Jumat kemarin merendam 78 kelurahan, yaitu 22 kelurahan di Jakarta Pusat, 30 kelurahan di Jakarta Timur, lima kelurahan di Jakarta Utara, 14 kelurahan di Jakarta Barat, dan tujuh kelurahan di Jakarta Selatan. Lebih dari 26.000 kepala keluarga menjadi korban, tetapi hanya 1.554 orang mengungsi. Saya sekeluarga memutuskan bertahan di lantai dua rumah kami daripada mengungsi, kata Supeno (46), warga RW 03 Petamburan. Hal serupa banyak dilakukan oleh korban banjir lainnya di Petamburan. Dengan demikian, sampai Sabtu siang, posko pengungsian di Jalan KS Tubun belum diserbu warga. Bantuan makanan dan obat dari posko pun didistribusikan ke rumah-rumah atau diambil sendiri oleh warga. Meski telah menyusut, masih terdapat genangan cukup dalam di Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Jakarta Timur. Bantuan makanan atau dapur umum, kesehatan, serta pakaian bersih telah disalurkan ke posko-posko pengungsian untuk meringankan beban warga, kata Kepala Ruang Crisis Center Satkorlak DKI Jakarta Basuki, Sabtu. Menurut Basuki, pengungsi terbanyak berada di wilayah Jakarta Barat. Sampai Sabtu malam, terdapat 750 warga Jakarta Barat tinggal di posko pengungsi. Sebanyak 460 warga Jakarta Utara dan 344 warga Jakarta Timur juga harus mengungsi. Warga ditampung di lokasi pengungsian yang rata-rata adalah bangunan sekolah, rumah ibadah, dan tempat-tempat yang telah disediakan Pemda DKI Jakarta. Nyaris tenggelam Sampai Sabtu petang, di Kelurahan Dadap, Kabupaten Tangerang, ratusan orang masih mengungsi di Masjid AlBarkah di lingkungan RW 05 dan di Masjid Faturrohman di RW 04. Mereka mengungsi ke masjid sejak Jumat pagi. Rumah mereka terendam luapan air Kali Prancis hingga sebatas pinggang orang dewasa. Di Masjid AlBarkah ada sekitar 200 pengungsi, di Masjid Faturrohman sekitar 400 pengungsi, kebanyakan adalah ibu dan anak. Sampai Sabtu malam kemarin, belum ada bantuan dari pemerintah daerah setempat. Ratusan rumah warga Kampung Bojong di Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat, nyaris tenggelam akibat terendam luapan air Kali Pesanggrahan. Djunaedi, warga RT 15 RW 04 Kelurahan Rawa Buaya, Kecamatan Cengkareng, menjelaskan, warga kini mengungsi di tepi rel kereta api Jakarta-Tangerang. Kondisi mereka lebih parah dibanding saya. Lingkungan kami terendam air 1,2 meter. Rumah mereka hanya tersisa atap yang terlihat, kata Djunaedi. Selain di tepi rel, warga mengungsi di Kantor Kelurahan Rawa Buaya dan kantor Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat. Menurut Djunaedi, hotel juga habis diserbu warga yang mengungsi. Untuk mencapai lokasi tersebut, jalan yang relatif aman adalah Kembangan Raya di dekat Kantor Wali Kota Jakarta Barat. PT KA rugi Rp 550 juta Perjalanan KRL Jabodetabek dan kereta api antarkota yang terganggu akibat banjir di Ibu Kota, Jumat (1/2), menyebabkan PT KA Daerah Operasi (DAOP) I Jakarta rugi Rp 550 juta. Nilai itu baru perhitungan kerugian untuk hari Jumat hingga Sabtu (2/2). Sampai saat ini ada beberapa perjalanan KA yang masih terhambat karena rel terendam air. Potensi kerugian per hari mencapai Rp 150 juta. Untuk perbaikan fasilitas, dibutuhkan Rp 400 juta, kata Humas PT KA Daops I Ahmad Sujadi, Sabtu. Data dari PT KA, hingga Sabtu malam, KRL lintas Tanah Abang- Serpong sudah bisa beroperasi, tetapi pada kilometer 19/200, kecepatan KA dibatasi hanya lima kilometer per jam. Lintas Jakarta-Tangerang belum diperbaiki karena masih tertimbun longsor di km 17+600. Stasiun Kampung Bandan, Jakarta Barat, juga masih terendam banjir setinggi 60 sentimeter. Akibatnya, KRL Serpong/Rangkas menuju Kota hanya sampai Angke. KA antarkota berputar arah melalui Jatinegara-Manggarai-Gambir-Kota. KRL Bekasi- Senen-Kota hanya sampai Kemayoran. Sampai Sabtu kemarin, bus jalur khusus koridor II (Pulo Gadung-Harmoni) dan III (Kalideres-Harmoni) juga belum dapat beroperasi. Menurut Manajer Pengendalian Badan Layanan Umum Transjakarta Rene Nunumete, di dua ruas jalur khusus itu masih terdapat genangan setinggi 60 cm. (nEL/win/ksp/ong) Post Date : 03 Februari 2008 |