|
Jakarta, kompas - Banjir yang melanda Jakarta sejak Jumat (2/2) lalu berangsur surut, termasuk air permukaan Sungai Ciliwung. Genangan air di banyak lokasi sudah tidak ada lagi. Warga pun mulai membersihkan rumah mereka dari lumpur tebal dan mengeluarkan harta benda mereka yang rusak. Akan tetapi, sebagian kawasan masih tetap digenangi air. Banjir di Jalan Raya Kalibata, Kelurahan Rawajati, Jakarta Selatan, Senin kemarin sudah surut satu meter lebih dibandingkan hari sebelumnya. Badan jembatan yang sehari sebelumnya tertutup arus Sungai Ciliwung sudah terlihat. Namun, arus air yang masih setinggi jembatan tetap dihadang tumpukan sampah yang memanjang hingga 100 meter ke arah hulu. Satu alat berat ekskavator digunakan untuk mengangkat sampah dari permukaan sungai. Dalam waktu kurang dari satu jam, sampah pun menggunung di atas jembatan. Jalan Raya Kalibata hingga kemarin masih ditutup untuk kendaraan. Warga di sekitar Jembatan Kalibata pun terlihat mulai membersihkan rumah mereka dari lumpur tebal yang ditinggalkan banjir. Perabotan rumah tangga yang sudah rusak berat ditumpuk di atas Jalan Raya Kalibata yang masih terputus. Sofa, kasur, dan kulkas yang sudah bercampur lumpur, termasuk perabotan yang rusak gara-gara terendam dan diselimuti lumpur. Di Kampung Pulo, Kelurahan Kampung Melayu, Jakarta Timur, meski banjir sudah surut, sebagian warga tetap belum berani kembali ke rumah mereka yang terendam. "Kemarin saya tidak berani masuk meski rumah saya sudah kelihatan dari jalan. Arusnya masih deras, lebih baik saya menunggu saja di luar," kata Ahmad (44), warga Kampung Pulo. Di Gang Arus, Cawang, Kramatjati, Jakarta Timur, banjir juga surut, namun air masih menggenangi beberapa rumah dengan kedalaman sampai satu meter. Warga di daerah ini sebagian mengungsi hingga ke pinggir Jalan MT Haryono. Banjir yang melanda Koja, Semper, Rawa Badak, dan Pademangan di Jakarta Utara perlahan-lahan mulai surut pula. Warga yang menjadi korban banjir beramai-ramai membersihkan rumah dan warung atau toko mereka. Pemilik toko mebel di Jalan Kramat Jaya, Tugu, misalnya, sudah terlihat membenahi tempat usaha mereka. "Pada hari ini air di rumah saya sudah surut sama sekali," kata Anwar (40), warga Kramat Jaya. Di Rawa Badak, seperti di Jalan Melur, penghuni rumah beramai-ramai mengepel lantai, menjemur sofa dan kursi. Beberapa genangan yang sebelumnya kedalamannya mencapai 2-3 meter telah kering, seperti di Jalan Pos Pengumben, Jakarta Barat. Beberapa titik di Jalan Joglo Raya juga sudah kering. Di Jalan Raya Ciledug, dua genangan di depan ITC Cipulir Mas dan di pertigaan Jalan Swadarma Raya sudah kering. Demikian pula genangan di Jalan DI Panjaitan, Cawang, Jakarta Timur. Genangan Namun, di beberapa lokasi lain, genangan air masih terjadi. Genangan di terowongan Cawang yang merupakan akses ke Bogor hingga Senin sore masih disedot dengan menggunakan dua pompa. Banjir pun masih menggenangi Perumahan Cipinang Indah Jatinegara dan juga di perkampungan Cipinang Melayu, Makassar, Jakarta Timur. Kedalaman air di tempat ini masih sekitar setengah meter hingga 1,5 meter. Petugas dari Suku Dinas Pekerjaan Umum Jakarta Timur dan Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta secara bergantian memompa air yang menutup terowongan itu. Air disedot dengan menggunakan dua pompa berkekuatan 75 liter per detik, lalu dibuang ke Jalan DI Pandjaitan. "Penyedotan ini memang membuat Jalan DI Pandjaitan tergenang air. Tetapi masih bisa dilewati kendaraan karena ketinggian air cuma 10-20 sentimeter," kata Kepala Suku Dinas PU Jakarta Timur Agus Karsono. "Terowongan ini penting sekali. Jika tidak segera disedot, bisa menyebabkan kemacetan panjang," ungkap Agus. (arn/amr/cal/mul) Post Date : 06 Februari 2007 |