|
INDRAGIRI HULU (Media): Banjir di Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, meluas, Sabtu (18/12). Sekitar 14 kecamatan, meliputi 54 desa tergenang air setinggi 1,5 meter. Akibat banjir, empat sekolah di kabupaten tersebut juga ikut terendam. Sebanyak 30 siswa Sekolah Dasar (SD) 006, Desa Redang, Kecamatan Rengat Barat, terpaksa diliburkan. Kepala SD 006 Raja Antoni mengatakan pihaknya terpaksa mengambil keputusan itu karena khawatir sebagian siswa menjadi korban derasnya arus Sungai Indragiri. "Siswa yang diliburkan tinggal di seberang sungai. Kalau berangkat sekolah, mereka harus melintasi arus deras. Kami khawatir keselamatan anak-anak," kata Raja kepada Media, Sabtu (18/12). Sementara itu, sebanyak 237 siswa SD 006 harus belajar di bawah tenda darurat ukuran 6 x 4 meter. Tenda yang beratap terpal tersebut didirikan di halaman kantor Kepala Desa Redang. Satu ruangan di kantor itu disulap menjadi kelas. Karena keterbatasan tempat, pihak sekolah membagi jadwal belajar siswa kelas 1, 2, 3 pada pagi hari, pukul 07.00 sampai 12.00 WIB. Sedangkan siswa kelas 4, 5, 6 belajar pukul 12.00 hingga 16.00 WIB. Guru yang mengajar di sekolah tersebut hanya tujuh orang. "Sekolah kami tergenang air. Puluhan kursi dan meja tidak bisa diselamatkan. Kondisi ini sudah berlangsung satu minggu," kata Raja. Banjir juga merendam tiga sekolah lain, masing-masing SD 038 di Desa Rawa Asri, Kecamatan Kuala Cinaku, Taman Kanak-Kanak Hamimah dan Madrasah Tsanawiyah Pekan Heran di Desa Pekan Heran, Kecamatan Rengat Barat. Untuk menghindari lumpuhnya kegiatan belajar-mengajar, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Indragiri Hulu mendirikan tenda darurat ukuran 7 x 4 meter di Rawa Asri. Tenda tersebut menampung 40 siswa SD 038 dan dua guru. Bupati Indragiri Hulu, Raja Thamsir Rahman mengatakan proses belajar-mengajar harus tetap berjalan karena siswa akan menghadapi ujian pada awal Januari 2005. Bupati merencanakan sekolah yang terletak di lokasi rawan banjir akan dibangun dengan model rumah panggung. "Sejauh ini penyelenggaraan pendidikan tetap berjalan. Tidak ada sekolah yang libur. Jangan sampai banjir mengganggu aktivitas belajar-mengajar," kata Raja. Untuk mengatasi kesulitan transportasi ke sekolah, Bupati Indragiri Hulu menyerahkan uang Rp3 juta yang digunakan untuk membeli perahu. Menurut Raja, banjir di wilayahnya telah menggenangi 6.248 rumah penduduk, empat sekolah, sekitar 2.000 lahan kebun kelapa sawit, karet, dan palawija. Puluhan sapi Banjir di Desa Redang, Kecamatan Rengat Barat menyebabkan lebih 20 ekor sapi mati. Sebab, ternak tersebut makan rumput yang sudah membusuk akibat terendam air. Penyakit lambung sapi yang mengakibatkan puluhan ternak itu mati, membuat para peternak rugi. "Pendapatan mereka merosot menjelang Idul Adha. Biasanya, peternak menjual sapi seharga Rp4 juta per ekor," kata Kepala Desa Redang, Hasbi. Sapi yang masih tertolong ditambatkan di pinggir jalan desa. Untuk menghindari penyakit, setiap malam penduduk membakar kayu di sekitar sapi agar tubuh ternak itu tetap hangat. Selain itu, warga melakukan ronda untuk menjaga sapi mereka. Sejak satu minggu terakhir, banjir di Riau menyebabkan empat orang tewas. Di antaranya Sumarni, 30, warga Kecamatan Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, Ebenezer, 14, siswa SMP di Kecamatan Senapelan, Kota Pekanbaru, Mardiono, 40, warga Kecamatan Tandun, Kabupaten Rokan Hulu, dan Melda Yunita, 13, warga Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar. Saat ini, banjir masih melanda tiga kabupaten, yakni Kampar, Pelalawan, dan Indragiri Hulu. Sedangkan banjir di lima kabupaten dan kota lainnya sudah mulai surut. Seperti di Kabupaten Rokan Hulu, Rokan Hilir, Kuantan Singingi, Siak, dan Kota Pekanbaru. (FA/N-1) Post Date : 20 Desember 2004 |