Banjir di Gresik Rendam 20 Desa

Sumber:Media indonesia - 28 Maret 2011
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

SEBANYAK 20 desa di Kecamatan Benjeng dan Kecamatan Balong panggang, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, terendam sekitar 1 meter akibat hujan deras yang melanda daerah tersebut sejak dua hari lalu.

Perdesaan seperti Munggugianti, Bengkelo Lor, dan Lundodi hampir seluruhnya terendam seusai diterjang luapan Kali Lamong pada Sabtu (26/3) malam. Sampai kemarin, genangan belum surut.

Suparno, warga Desa Munggugianti, mengatakan air mulai masuk ke rumah sekitar pukul 09.00 WIB. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, tapi aktivitas warga lumpuh.

Jalan raya yang menghubungkan Benjeng-Balongpanggang ikut terputus oleh luapan sungai berarus deras yang masuk ke badan jalan. Arus lalu lintas di depan Pasar Benjeng dan Pasar Balongpanggang dialihkan memutar ke arah utara. Polisi pun memasang tanda larangan melintas guna mencegah pe ngendara terjebak banjir.

Hingga kemarin, kecamatan dan Satuan Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Gresik masih belum bisa memastikan jumlah rumah ataupun sawah yang terendam.

Adapun banjir yang mengalir ke wilayah lebih landai sudah bertambah deras. Kantor Kecamatan Benjeng, yang posisinya cukup tinggi, pun tak luput dari genangan air.

"Kita justru kasihan pada petani. Mereka baru menyemai padi dalam musim tanam kedua, sekarang sudah disapu banjir,'' kata Camat Benjeng Suryo Wibowo.

Banjir juga melanda sebagian wilayah Kota Gorontalo, kemarin sore. Ini disebabkan hujan deras yang turun kurang lebih 4 jam. Akibatnya, sebagian rumah warga di Kelurahan Limba B, Limba U, Biawu, dan Biawao terendam banjir setinggi 10 hingga 30 sentimeter.

Genangan ikut menutup sebagian besar badan jalan utama seperti di kawasan Jalan Ahmad Yani, depan Masjid Jami Kota Gorontalo, dan sepanjang Jalan Pandjaitan.

Djufryahard, warga Kelurahan Limba B, mengeluhkan, banjir beberapa bulan terakhir dipicu tertutupnya drainase di wilayah itu. Sehingga, setiap hujan cukup deras, air meluap ke perumahan warga. Adapun kiriman air yang melewati kawasan itu berasal dari Danau Limboto.

"Luapan juga diperparah dengan ditutupnya pintu air drainase dan lantai saluran air yang disemen, sehingga air kehilangan sumber resapan," tuturnya. Genangan diperkirakan baru akan surut satu atau dua hari mendatang jika tidak muncul lagi hujan deras.

Langganan banjir Adapun lokasi langganan banjir di Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, kembali terendam setelah intensitas hujan dua hari terakhir meningkat.

Enam keluarga yang tinggal di pinggir Sungai Citarum sudah dievakuasi sejak Jumat (25/3). Mereka kini di posko darurat di lapangan Desa Baleendah. Sementara 30 rumah lainnya yang sudah terendam lumpur masih dihuni warga.

"Walaupun sudah ada yang mengungsi, banjir masih belum tergolong membahayakan. Warga masih bisa beraktivitas," kata pengurus RW 2, Johar Tohari, kemarin.

Saat ini penduduk Cienteung dalam keadaan siaga menghadapi banjir. Pasalnya dalam tiga hari terakhir, daerah tersebut diguyur hujan sehingga debit air di sungai meningkat.

"Warga kami imbau menempatkan perabotan di loteng atau lantai atas. Supaya ketika tiba-tiba ketinggian air meningkat, mereka tidak kelabakan," imbuh Johar.

Kampung Cieunteung dihuni sekitar 150 KK atau 600 orang. Dalam menghadapi banjir yang diperkirakan semakin besar dalam beberapa hari mendatang, personel Kecamatan Baleendah telah menyiapkan tempat pengungsian yang kini dibuka 24 jam untuk memperlancar proses evakuasi. FAISHOL TASELAN



Post Date : 28 Maret 2011