Banjir di Gresik Meluas

Sumber:Suara Pembaruan - 12 Maret 2008
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

[GRESIK] Banjir akibat meluapnya Kali Lamong di Kabupaten Gresik, Jawa Timur semakin meluas, melanda 23 desa di tiga kecamatan. Kecamatan terparah adalah Benjeng, merendam 3.169 rumah, 654 hektare (ha) sawah dan merusak 19 kilometer (km) jalan desa. Kerugian diperkirakan sebesar Rp 1,57 miliar.

Para petani dan petambak serta kegiatan belajar-mengajar di desa-desa yang terlanda banjir dalam sepekan terakhir terhenti, setelah sawah, tambak serta ruangan sekolah terendam. Ketinggian air di desa-desa tersebut ketika Kali Lamong pasang mencapai 1,5 meter, tetapi saat surut turun menjadi 20 sentimeter.

Delapan sekolah untuk sementara meliburkan muridnya di antaranya TK dan SDN Sedapur Klagen, SDN Delik Sumber, TK dan Madrasyah Ibtidaiyah (MI) Kedung Rukem, SDN Bulang Kulon, MI Sirnoboyo dan Mungggugianti.

Camat Benjeng, Suryo Wibowo dalam penjelasannya kepada SP, Rabu (12/3) pagi mengatakan, lahan pertanian tanaman pangan berupa padi seluas 150 ha di Desa Kalipadang, rusak akibat tergerus banjir. Padahal padi tersebut sudah siap panen.

Dampak lain, terputusnya jembatan penghubung yang menghubungkan Kecamatan Benjeng-Balongpanggang. Jembatan yang dibangun berdasarkan swadaya murni masyarakat dari plat baja ini, ambrol. Akibatnya, arus transportasi di dua kecamatan ini terputus.

Jembatan tersebut penting bagi warga di dua kecamatan, untuk memperlancar pengangkutan hasil pertanian dijual ke luar kecamatan. Warga berusaha memperbaiki dengan membuat jembatan gantung dari sesek bambu, tetapi khusus bagi kendaraan roda dua.

Kendaraan roda empat yang akan menuju ke Gresik dan Lamongan, dialihkan melalui Desa Metatu, Kecamatan Benjeng.

Lebih Kencang

Menurut penuturan warga, banjir yang terjadi dalam sepekan terakhir datangnya lebih kencang dibanding banjir yang terjadi dua kali dalam tiga bulan terakhir. Warga di desa-desa yang terendam banjir lebih banyak bertahan di rumahnya masing-masing dan hanya sebagian yang mengungsi ke tempat yang aman.

Warga tetap berharap datangnya bantuan, karena bantuan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik, belum merata sampai ke tangan penduduk.

Desa yang terendam banjir itu di antaranya Desa Sedapur Klagen, Delik Sumber, Bulan Kulon, Kedung Rukem, Kalipadang, Munggugianti, Sirno Boyo, Karangan, Munggugebang, Klampok, Bulurejo, Dermo, Kedung Sekar, dan Desa Lundo.

Tujuh desa lainnya yang terendam luapan Kali Lamong terjadi di Kecamatan Balongpanggang antara lain meliputi Desa Ngampel, Wotansari, Banjar Agung, Kalipang, Sugiwaras, Dapet dan Desa Sekarputih. Dua desa di Kecamatan Cerme masing-masing Desa Pandu dan Dungus.

Sementara itu, hujan yang mengguyur Kota Padang, Selasa (11/3), menimbulkan banjir di berbagai tempat. Data dari Dinas Kesejahteraan Sosial Penanggulangan Bencana dan Banjir (DKS-PBB) Kota Padang menyebutkan, tempat-tempat rawan bencana banjir seperti, Rumah Potong Lubuak Buayo, Simpang Kalumpang, Maranti dan Dadok Tunggul Hitam tergenang. Sampai Rabu pagi, sisa genangan air masih tampak di lokasi tersebut.

"Tempat-tempat ini memang langganan banjir setiap terjadi hujan turun. Dari pantauan kita, rata-rata tingginya sekitar 60 sentimeter. Banjir ini dipicu tingginya intensitas hujan yang turun ditambah pasang air laut. Pagi ini, karena hujan sudah tidak ada lagi, air turun drastis," kata Kepala DKS-PBB Kota Padang, Harry Fidrian SH kepada SP, Rabu (13/3), di Padang.

Untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk dari banjir tersebut, pihaknya telah menyiagakan perahu karet dan mobil patroli. Sehingga jika sewaktu-waktu terjadi debit air yang besar hingga berbahaya bagi masyarakat sekitar, maka evakuasi dapat segera dilakukan. [BO/070/080]



Post Date : 12 Maret 2008