Banjir di Dayeuhkolot dan Baleendah Meluas

Sumber:Pikiran Rakyat - 23 November 2009
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

SOREANG, (PR).- Hujan deras yang kembali turun pada Sabtu (21/11) malam membuat genangan banjir di wilayah Kecamatan Dayeuhkolot dan Kecamatan Baleendah meluas. Bukan hanya Kp. Leuwibandung Desa Citeureup Kec. Dayeuhkolot yang terendam, melainkan juga Kp. Bojong Asih Desa Dayeuhkolot, Kelurahan Pasawahan, dan Desa Cangkuang Wetan.

Banjir langganan juga menggenangi Kp. Cieunteung Kelurahan/Kecamatan Baleendah sehingga membuat Jln. Cieunteung tertutup genangan air. "Dengan adanya tanggul dan pengoperasian pompa air membuat ketinggian banjir di Kp. Cieunteung cepat menurun dan warga pun tidak mengungsi," kata Camat Baleendah, Ruli Hadiana.

Sementara itu, Camat Dayeuhkolot Tata Irawan mengatakan, beberapa wilayah di Kec. Dayeuhkolot terendam banjir sampai di atas 60 sentimeter. "Hujan deras yang turun sejak Sabtu sore membuat permukaan air Sungai Citarum naik dan puncaknya pada pukul 21.00 WIB. Air limpahan Sungai Citarum mulai memasuki rumah-rumah masyarakat," ujar Tata saat ditemui di ruang kerjanya, Minggu (22/11).

Kampung Leuwibandung merupakan daerah yang terparah karena letaknya persis di bibir Sungai Citarum. "Kalau Kp. Cieunteung di Kec. Baleendah, maka kampung yang berhadapan atau sebelahnya adalah Kp. Leuwibandung. Ketinggian banjir sampai Minggu (22/11) pukul 2.00 WIB sempat di atas 60 sentimeter sehingga warga sudah bersiap diri untuk mengungsi," katanya.

Namun, selepas pukul 2.00 WIB, banjir mulai surut sehingga warga tidak jadi mengungsi ke tempat-tempat yang lebih aman. "Namun, apabila hujan kembali turun pada Minggu siang atau sore bisa dipastikan pada Minggu malam terjadi banjir lagi. Bukan hanya di Kp. Leuwibandung, melainkan juga di Kelurahan Pasawahan, Kp. Bojong Citepus Desa Cangkuang Wetan, dan Kp. Bojong Asih Desa Dayeuhkolot," katanya.

Untuk mengatasi limpahan air dari Sungai Citarum, menurut Tata, dalam jangka pendek bisa diatasi dengan membangun tanggul penahan banjir. "Tanggul didukung dengan pengoperasian pompa air sehingga air dibuang kembali ke Sungai Citarum. Saat ini tanggul sudah dibangun di Kec. Baleendah yakni Kelurahan Andir dan Kp. Cieunteung, Kel. Baleendah. Sedangkan di Dayeuhkolot baru Kp. Bojong Citepus, Desa Cangkuang Wetan," katanya.

Pembangunan tanggul untuk Kp. Leuwibandung, ujar Tata, sudah diusulkan sejak lama, namun belum terealisasi sampai sekarang. "Tanggul yang dibangun di Kp. Leuwibandung panjangnya mungkin lebih dari 1 km dengan ketinggian 1,5 meter. Di beberapa titik akan dipasang mesin pompa agar banjir cepat surut," katanya.

Longsor di Garut

Hujan deras yang mengguyur Kecamatan Pakenjeng Kabupaten Garut mengakibatkan sedikitnya delapan belas titik longsoran. Seorang warga tewas tertimbun longsor, sementara akses jalan lumpuh total yang mengakibatkan tiga desa yakni Desa Tanjungjaya, Depok, dan Pasir Langu terisolasi.

Dua jembatan Sungai Cisunda di Kampung Sampora Desa Depok juga terputus. Sebanyak enam puluh kepala keluarga (KK) terpaksa diungsikan.

Longsor menyebabkan Ade Rohman (52) bin Atang Baihaki warga Kampung Bebedahan RT 02 RW 06 Cempaka Desa Pasir Langu tewas di sekitar Gunung Cucupak. Korban ditemukan delapan belas jam kemudian, mayatnya terseret arus Sungai Cucupak sejauh dua kilometer dari lokasi longsor.

Akibat longsor, ratusan siswa di tiga desa yang terisolasi tidak bisa mengikuti kegiatan belajar karena akses jalan tertutup longsoran. Pihak sekolah, di antaranya MI Mekar Kasih, SMPN 1, dan SMAN 1 Pakenjeng sejak Sabtu terpaksa meliburkan kegiatan belajar-mengajar.

Longsor di Cisompet

Dalam waktu bersamaan longsor juga terjadi di Jalan Raya Cisompet-Pameungpeuk, Garut, tepatnya di Desa Sukamukti dan Sukanagara Kecampatan Cisompet Kabupaten Garut. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 17.30 WIB, longsor menimbun jalan raya tersebut di enam titik yang tersebar.

Kondisi paling parah terjadi di Kampung Ciguntur, Sukanagara dengan panjang longsoran mencapai tiga puluh meter dengan tebal empat meter. Arus lalu lintas dari arah Garut Kota menuju Cisompet, dan dari arah Pameungpeuk menuju Cisompet lumpuh total, dan menyebabkan antrean kendaraan dan kemacetan selama sepuluh jam lebih.

Camat Cisompet U. Haerudin, S.Sos. menuturkan, meski tidak menelan korban jiwa, peristiwa itu sempat membuat warga khawatir. Apalagi, sejumlah rumah warga di Sukanagara, Depok dan Sindangsari terancam ambles. "Kami langsung mengevakuasi warga ke tempat lebih aman atau ke rumah saudaranya yang tidak terancam longsor," ujarnya. (A-71/ K-29)



Post Date : 23 November 2009