|
[CILACAP] Banjir di Kabupaten dan Kota Cilacap, Jawa Tengah (Jateng), kini meluas ke wilayah Kabupaten Cilacap bagian barat, seperti Kecamatan Majenang, Cimanggu, dan Wanareja. Sampai Senin (2/2) petang, genangan air banjir di daerah tadi belum surut, bahkan cenderung bertambah besar karena hujan masih turun. Camat Majenang Heru Susedyono ketika dikonfirmasi, Senin, mengatakan, sebanyak 800 lebih warga dari tiga desa di Kecamatan Majenang (Mulyadadi, Pahonjean, dan Mulyasari) terpaksa diungsikan karena rumahnya terendam sampai sebatas perut orang dewasa. Mereka diungsikan ke rumah panggung yang dibuat khusus untuk pengungsi korban banjir, serta ke Gedung Olah Raga (GOR) Mulyasari, Kecamatan Majenang. "Kami mengimbau seluruh warga agar waspada karena kemungkinan ketinggian air masih akan bertambah mengingat saat ini hujan masih terus turun di Majenang," katanya. Bantuan bahan makanan dan obat-obatan untuk para korban banjir telah dikirim langsung ke rumah panggung dan tempat penampungan lain. Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) menyiapkan dana Rp 1,5 miliar guna mengantisipasi terjadinya bencana alam. Selain itu juga menyiapkan cadangan pangan dan obat-obatan. Di 38 kabupaten/kota di provinsi ini, disiapkan masing-masing 100 ton beras. Sedangkan, bagi bayi, anak-anak, dan ibu hamil disiapkan makanan khusus. Di samping itu, bantuan untuk penanggulangan banjir melalui anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) Rp 365 miliar diharapkan segera turun. Hal tersebut dikemukakan Penjabat Gubernur Jatim Setia Purwaka, seusai rapat kordinasi dengan Satuan Kordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (Satkorlak PBP) di Kantor Gubernur di Surabaya, Senin (2/2). Dampak Setiap tahun sejumlah daerah yang berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo, seperti Ngawi, Madfiun, Tuban, Bojonegoro, Lamongan, dan Gresik, selalu terkena dampak banjir kiriman. Saat sekarang sebagian dari daerah tersebut sudah terkena banjir. Dari Gresik dilaporkan, sebanyak 70 rumah di bantaran Bengawan Solo, kondisinya kritis, karena tanggul penahan banjir sudah mulai tergerus air. Jika banjir kiriman datang dan tanggul jebol, dikhawatirkan rumah sebanyak itu akan hanyut terbawa air. Bupati Gresik Robbach Ma'sum, ketika melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Kecamatan Dukun, minta agar para penghuni segera dipindahkan ke tempat aman, guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Puncak musim hujan di Jawa Tengah diperkirakan terjadi hingga minggu kedua bulan Februari. Curah hujan mencapai antara 300-400 mm per bulan dan merata di seluruh wilayah di daerah ini. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jateng-DI Yogyakarta, M Chaeran kepada SP, Selasa (3/2) mengatakan, awan tebal terjadi di sepanjang Jawa Barat hingga Jawa Timur, termasuk Laut Jawa. "Cuaca buruk itu harus diantisipasi warga, terutama terhadap ancaman banjir dan tanah longsor," tegas Chaeran. [WMO/080/142/153/070/148] Post Date : 03 Februari 2009 |