|
CILACAP--MIOL: Banjir di sejumlah kecamatan di Cilacap, Jawa Tengah (Jateng) masih tetap tinggi. Ketinggian air di rumah penduduk masih berkisar antara 1,5 meter - 2 meter terutama di Kecamatan Sidareja. Belasan ribu pengungsi masih tetap bertahan di tempat yang aman, sedangkan bantuan mengalami keterlambatan karena sulitnya akses masuk. Berdasarkan pemantauan Media, dari delapan kecamatan yang dilanda banjir di Cilacap, enam di antaranya --Kawunganten, Bantarsari, Kesugihan, Adipala, Karangpucung dan Wanareja-- sudah mulai surut. Ketinggian air diperkirakan rata-rata tinggal 20 cm-50 cm. Tetapi di dua kecamatan lainnya yaitu Sidareja, dan Gandrungmangu, banjir masih luas. Kondisi paling parah di Kecamatan Sidareja, Cilacap. Pasalnya, akses jalan satu-satunya masih terendam banjir setinggi satu meter dengan panjang 2 km. Sedangkan di perumahan penduduk, ketinggian air antara 1,5 meter hingga 2 meter.Di Desa Wringin Harjo, Kecamatan Gandrungmangu yang berbatasan dengan Desa Sudagaran, Kecamatan Sidareja, ratusan orang berkumpul di tempat itu. Sebagian besar memanfaatkan gerobak dan becak untuk membawa dirinya dan kendaraan roda dua agar dapat menembus sampai Kecamatan Sidareja.Sedangkan di Desa Sudagaran dan Wringin Harjo, ribuan pengungsi masih bertahan di tanggul-tanggul sungai, sepanjang rel KA (Bandung-Yogyakarta) dan sejumlah sekolah. Di Dusun Tambangan, Desa Wringin Harjo, misalnya, ada sekitar 700 jiwa yang memasang tenda di pinggir rel KA. "Kalau KA datang, terpaksa kita minggir dulu sambil memegang tenda. Sebab, kalau tak dipegang, tendanya akan terbang akibat KA yang lewat," jelas Yoto, 31, warga setempat yang mengungsi di rel KA. Yoto menyebutkan, bantuan yang datang masih seadanya. Pasalnya, baru Senin (31/10) malam bantuan berupa beras dan mi instan datang. "Itu pun kami kesulitan memasaknya, karena minimnya kompor dan minyak tanah."Pengungsi dari Desa Sidamulya, Kecamatan Sidareja yang mengungsi di balai desa setempat juga mengatakan bantuan masih minim."Kami belum dapat bantuan cukup, karena baru berupa mi instan dan beras," kata Warno, 41, penduduk desa setempat. Hingga Selasa (1/11), jumlah pengungsi dari delapan desa di Kecamatan Sidareja masihy sekitar 14 ribu. Menurut Camat Sidareja, Rahmat Khoerudin, sekitar 3.000 lebih kepala keluarga (KK) masih bertahan di pengungsian. Sebab di tempat itu, ada sekitar 5.000 lebih rumah yang terendam. Sedangkan di Kecamatan Ganrungmangu, menurut Camat Ditiarsa Pradipta, jumlah pengungsi sekitar 4.000 jiwa yang tersebar di sekolah, tanggul sungai dan rel KA. Masih ada ratusan rumah yang terendam. Bupati Cilacap Probo Yulastoro yang mengunjungi korban di kedua kecamatan mengatakan, pihaknya akan berusaha keras untuk menyalurkan bantuan kepada korban banjir. "Sudah saya perintahkan camat dan kades agar memangani pengungsi. Jangan sampai mereka kelaparan," ujarnya seraya menambahkan telah menyalurkan sekitar 15 ton beras. Bupati mengatakan banjir di Cilacap bagian barat akibat Sungai Citanduy dan anak-anak sungainya yang meluap. Hampir tiap tahun, wilayah ini menderita kerugian hingga ratusan miliar. Padahal sebetulnya, solusinya mudah yakni sodetan Sungai Citanduy. "Kalau tidak ada penyodetan, hampir dapat dipastikan, sungai itu akan meluap setiap tahun dan membanjiri kecamatan di Cilacap barat," jelas Bupati. (LD/OL-02)Penulis: Liliek Dharmawan Post Date : 02 November 2005 |