|
JAKARTA - Berbagai daerah dilanda banjir sejak akhir pekan lalu hingga Senin (13/12) ini. Ribuan penduduk terpaksa mengungsi, sementara aktivitas perekonomian dan kegiatan belajar-mengajar terganggu. Dari Banda Aceh dilaporkan, hujan deras di Kabupaten Aceh Utara mengakibatkan tiga kecamatan dilanda banjir sejak Jumat (10/12). Ribuan rumah penduduk, lahan pertanian palawija, dan perkebunan terendam. Sejumlah sekolah terpaksa diliburkan. Kapolres Aceh Utara Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Agussalim kepada Pembaruan, Senin (13/12), mengatakan, banjir terjadi karena meluapnya air Sungai Kreung Karakatau dan Kreung Pirek di Kecamatan Lhokseukon setelah sejak sepekan terakhir turun hujan deras. Akibat banjir tersebut, kantor Mapolsek Lhokseukon tergenang. Begitu juga dengan rumah-rumah ikut tergenang, sehingga ribuan warga terpaksa mengungsi. Humas Pemkab Aceh Utara Azhari mengatakan, pejabat Bupati dan pimpinan dinas terkait di Aceh Utara pagi ini meninjau lokasi banjir dan memberikan bantuan. Kota Jambi Sedikitnya 500 warga Kota Jambi yang bermukim di kawasan daerah aliran sungai (DAS) mulai terisolasi menyusul terus meluapnya Sungai Batanghari. Permukiman warga Kota Jambi yang mulai terisolasi tersebut, antara lain Kampung Legok dan Pulau Pandan, Kecamatan Telanaipura. Berdasarkan pantauan di lapangan, Senin pagi, warga Kampung Legok dan Pulau Pandan Kota Jambi yang tinggal di rumah-rumah panggung terpaksa menggunakan perahu untuk bepergian. Ribuan hektare tanaman pangan dan hortikultura penduduk Jambi yang berada di kawasan DAS kini terancam puso akibat terendam. Di wilayah Kota Jambi, ratusan hektare lahan pertanian tanaman pangan dan hortikultura yang terendam antara lain di Desa Penyengat Rendah, Aur Duri, dan Sijenjang. Tanaman jagung, padi, dan sayur-mayur petani yang sudah terendam hampir sepekan bertambah luas dan terancam puso. Banjir juga mengancam ratusan hektare tanaman pangan dan palawija di Kabupaten Muarajambi. Areal pertanian yang terendam di kabupaten tersebut antara lain di Kecamatan Sengeti, Kumpeh, Talang Duku, dan Petaling. Sedangkan di Kabupaten Batanghari, areal pertanian yang terendam sebagian besar di Kecamatan Mersam. Pada Senin pagi, luapan Sungai Batanghari semakin tinggi. Tinggi permukaan Sungai Batanghari dari dasar sungai di wilayah Kota Jambi Senin pagi sudah mencapai 12,90 meter. Ketinggian permukaan sungai itu meningkat sekitar 50 cm dari kondisi Jumat (10/12) sekitar 12,40 meter. Ketinggian permukaan sungai itu terpaut sekitar 0,93 cm dari status Siaga I. Pada tahap Siaga I, ketinggian permukaan Sungai Batanghari sekitar 13,83 meter. Curah hujan di Jambi masih tinggi. Hingga Senin pagi hujan masih mengguyur sebagian besar daerah itu, seperti Kabupaten Muarojambi, sebagian wilayah Kota Jambi, dan kabupaten lainnya. Kepala Biro Humas dan Umum Pemerintah Provinsi Jambi Haroen Sa'ad SmHk Senin pagi mengatakan, Gubernur Jambi Drs Zulkifli Nurdin beberapa waktu lalu sudah mengeluarkan instruksi agar para bupati, wali kota, jajaran Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Provinsi Jambi siaga mengantisipasi banjir. Samarinda Hujan deras sejak Kamis hingga Jumat (9-10/12) mengakibatkan tanah longsor di RT 042 Kelurahan Loa Janan Ilir, Samarinda. Longsor yang terjadi di tengah kegelapan malam tersebut menimbun rumah keluarga Sugiansyah. Akibatnya Siti Aisyah (21) serta Luthfy Syatita (1,5) anak dan istri Sugiansyah, tewas tertimbun longsor, sedang Sugiansyah mengalami luka-luka. Warga yang mendatangi rumah yang terletak di lereng bukit setelah mendengar teriakan Sugiansyah menemukan rumah korban sudah tidak berbentuk, sementara penghuninya tertimbun. Istri dan anaknya ditemukan tewas dengan posisi berpelukan. Sambil berbaring lemah di rumah sakit, Sugiansyah menuturkan peristiwa yang menimpa keluarganya itu, yang disebut berlaangsung tiba-tiba dan cepat. Sedang banjir yang menimpa 19 RT di Kelurahan Loa Janan Ilir merendam sekitar 2.000 rumah. Akibatnya ribuan warga mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Menurut warga, banjir yang mencapai ketinggian 1,5 meter itu tidak seperti biasanya, ''Tiap tahun memang terjadi banjir, tapi paling sampai mata kaki saja.'' kata Amir, warga Loa Janan. Antisipasi Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengoptimalkan kinerja pompa-pompa air di sejumlah titik rawan genangan guna mengantisipasi bahaya banjir yang diperkirakan akhir tahun ini. Kepala Biro Humas dan Protokol Provinsi DKI Jakarta Catur Laswanto, di Jakarta, Senin (13/12), mengatakan, optimalisasi pompa air tersebut berupa penggantian pompa air yang rusak dan pengadaan pompa baru. Selain itu, program normalisasi sungai, misalnya dengan pengerukan kali, terus dilakukan jajaran terkait untuk menambah volume dan daya tampung sungai. Sebagai langkah antisipasi awal musibah banjir, tambahnya, Pemprov DKI Jakarta bekerja sama dengan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) mencermati pola dan curah hujan yang kemungkinan terjadi di wilayah Jakarta. Saat ditanya seberapa efektif program Pemprov DKI tersebut dapat mengurangi banjir di Jakarta, Catur mengatakan, itu tidak bisa dikemukakan karena bergantung pada banyak hal seperti curah hujan. (Pembaruan/Alex Suban/OKT/141/147/E-7) Post Date : 13 Desember 2004 |