Kupang, Kompas - Banjir yang terjadi sejak Minggu (4/7) di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, meluas. Kalau hari Senin hanya di Kecamatan Kobalima dan Kobalima Timur, kini banjir sudah merendam Kecamatan Weliman, Malaka Barat, dan Malaka Tengah.
Hal itu dikatakan Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kabupaten Belu Arnol Bria yang dihubungi dari Kupang, Selasa. Ruas jalan Halilulik-Betun, Belu, putus total. Tiga hari terakhir ini warga terisolasi. Mereka tidak bisa ke Atambua atau sebaliknya.
Menurut Bria, banjir akibat luapan Sungai Benanain dan Noelmina merusak rumah yang didiami 3.851 keluarga. ”Kondisi terparah di Kecamatan Kobalima dan Kobalima Timur,” kata Bria.
Pemerintah Kabupaten Belu dan Pemerintah Provinsi NTT telah menyalurkan bantuan makanan dan air bersih.
Longsor
Lalu lintas di jalan negara dari Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, ke Kabupaten Manna, Bengkulu, tepatnya di Tanjung Sakti, terputus sekitar empat jam, Selasa. Ada tebing longsor menimbun badan jalan. Hal ini terjadi setelah hujan deras mengguyur selama empat jam.
Kondisi baru teratasi setelah satu unit ekskavator datang dan membersihkan material longsor.
Menurut Kepala Balai Besar Kementerian Pekerjaan Umum Asep Sudarjat, setelah menerima informasi soal longsor, pihaknya berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum Sumsel sehingga didatangkan ekskavator.
Menurut H Darwin, staf Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Sumsel, sejak akhir tahun 2009, jalan sepanjang 80 kilometer yang melintasi Bukit Barisan itu berstatus jalan negara. Sebelumnya, jalan berstatus jalan provinsi.
Rabu, Balai Besar Kementerian PU bersama Satuan Kerja Jalan dan Jembatan Departemen Pekerjaan Umum akan ke lapangan untuk memantau kondisi dan menentukan program penanganan yang bisa dilakukan dalam waktu dekat.
Sementara itu, longsor yang terjadi di Desa Arabika dan Kelurahan Tapililu, Kecamatan Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, telah teratasi. Jalan utama dari Sinjai menuju Kota Makassar yang terputus sejak Jumat (2/7) terbuka kembali, Selasa, setelah Dinas Bina Marga Sulsel membersihkan material longsoran.
Kepala Dinas Bina Marga Sulsel Abdul Latif di Makassar mengatakan, longsoran berupa tanah, lumpur, bebatuan, dan pepohonan setinggi lebih dari 3 meter itu dibersihkan menggunakan tiga kendaraan berat berupa traktor, buldoser, dan ekskavator.
”Kami juga memperbaiki fondasi Jembatan Maniko sehingga sudah bisa dilewati kendaraan bermotor,” katanya. Fondasi kedua ujung jembatan yang retak akibat diterjang longsor sementara diperkuat dengan batu kali.
Pembersihan longsoran membuka akses menuju Desa Bonto Salama, Desa Terasa, dan Desa Turungan Baji di Kecamatan Sinjai Tengah, yang terisolasi sejak Minggu. (KOR/ONI/RIZ)
Post Date : 07 Juli 2010
|