|
Batam, Kompas - Genangan banjir di Batam yang sudah ditetapkan sebagai kawasan perdagangan bebas, makin meluas. Hampir di setiap tempat atau jalan di lokasi strategis tergenang air akibat hujan yang turun dalam beberapa hari ini. Sistem drainase yang kurang baik menjadi salah satu penyebab banjir di kawasan ini. Berdasarkan pengamatan Kompas, Senin (3/9), genangan cukup parah terjadi di kawasan Tembesi yang menghubungkan kawasan industri Batamindo, Muka Kuning, dengan kawasan Batu Aji. Ketinggian air mencapai satu meter. "Hampir setiap kali hujan, kawasan itu selalu banjir. Bahkan, banjir di situ sudah pernah menelan korban jiwa," kata Budi, warga perumahan Taman Raya, Batam Centre. Budi menyayangkan pemerintah tidak mampu membangun drainase yang bisa mengatasi banjir. Asisten Ekonomi Pembangunan Kota Batam Syamsul Bahrum mengatakan, pertumbuhan pembangunan, seperti permukiman yang sangat cepat, kurang diimbangi dengan perbaikan drainase. Namun, hingga kini Pemerintah Kota Batam sudah mengurangi titik banjir dari 45 titik menjadi 25 titik. "Perbaikan drainase belum dapat dilakukan cepat karena biayanya besar. Sebagai gambaran, dari 25 titik banjir yang ada sekarang, biaya perbaikan 18 titik banjir bisa mencapai Rp 78 miliar," katanya. Longsor di Balikpapan Di Balikpapan, Kalimantan Timur, hujan deras pada Senin kemarin memperparah kerusakan Jalan Kapten Tendean. Ruas jalan yang runtuh semakin lebar akibat material penahan di bawahnya larut bersama air. Sebagian ruas jalan itu runtuh Sabtu lalu dan menimpa permukiman padat di sisi selatan, Kelurahan Gunung Sari Ilir, Kecamatan Balikpapan Tengah. Saat musibah, ruas jalan yang ambruk selebar hampir 15 meter dan menyisakan jurang dalam di kedua ujungnya. Sehari kemudian, ruas yang amblas hampir 40 meter. Senin kemarin, ruas jalan yang amblas bertambah lagi selebar 10 meter, yang salah satu tepi jurangnya hampir menyentuh pertigaan dengan Jalan RE Martadinata. Akibatnya, skenario penanggulangan musibah pun diubah oleh tim gabungan TNI, Polri, dan Pemkot Balikpapan. Menurut rencana, Senin kemarin tim akan membangun jembatan bailey dengan biaya Rp 15 miliar agar Jalan Kapten Tendean bisa dilalui. "Ditunda dulu," kata Komandan Kodim 0905 Balikpapan Letkol (Art) Supriyoso . Kepala Dinas PU Balikpapan Sri Sutantinah mengatakan, prioritas tim adalah menghentikan longsor dengan memancang tanggul dari baja atau kombinasi kayu ulin dan beton. Wali Kota Balikpapan Imdaad Hamid menetapkan status Siaga I untuk kota berpenduduk 567.044 jiwa itu. Alasannya, bencana semakin parah. Menurutnya, kerugian akibat bencana itu mencapai Rp 59,2 miliar. Empat orang tewas dalam musibah ini. (FER/BRO) Post Date : 04 September 2007 |