Banjir di Barut Telan Satu Korban

Sumber:Media Indonesia - 12 April 2005
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
PALANGKARAYA (Media): Hingga minggu kedua, banjir yang merendam sejumlah wilayah di Kabupaten Barito Utara (Barut), Kalimantan Tengah (Kalteng), makin tinggi. Satu orang tewas akibat terseret arus.

Banjir terparah merendam Kecamatan Teweh Tengah dengan ketinggian air mencapai empat meter. Padahal pekan lalu banjir di wilayah ini baru setinggi dua meter.

Sedangkan korban tewas adalah Gogh, 66, warga Desa Bintang Ninggi Dua, Kecamatan Teweh Tengah. Perempuan itu terseret arus banjir ketika bermaksud melihat rumahnya yang terendam, Minggu (10/4) sore sekitar pukul 17.00 WIB.

Kepala Bagian (Kabag) Humas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Barut Ferry Kusmiadi kepada Media, kemarin, mengatakan, Minggu sore Gogh yang telah mengungsi ke dataran tinggi bermaksud menengok rumahnya yang terendam sejak dua minggu lalu.

Dengan menggunakan perahu, kata Ferry, perempuan itu berangkat ke rumahnya. Tetapi, setelah turun dan berusaha membuka pintu rumah panggungnya, tiba-tiba arus deras menyeret tubuh Gogh. Korban ditemukan sekitar dua jam kemudian dalam keadaan tidak bernyawa.

Dia mengungkapkan, akibat banjir, sekitar 2.000 warga Kabupaten Barut kini mengungsi ke tempat-tempat yang lebih tinggi dan ke pegunungan. Kepada korban banjir yang berada di pegunungan, ujarnya, Pemkab Barut telah memberikan bantuan terpal untuk membuat tenda, sejumlah kebutuhan pokok, dan obat-obatan.

''Untuk mendistribusikannya kami bekerja sama dengan kecamatan setempat, sebab pihak kecamatanlah yang paling tahu kondisi warga yang mengungsi dan tempat pengungsian mereka,'' ujar Ferry.

Selain di Kabupaten Barut, banjir juga masih merendam sejumlah wilayah Kabupaten Barito Selatan dan Kabupaten Murung Raya dengan ketinggian sekitar dua meter. Sedangkan banjir di Jalan Trans-Kalimantan di Desa Kandui, Kecamatan Gunung Timang, Barut, yang semula mencapai dua meter, kemarin, mulai surut. Air di jalan tersebut hanya sekitar 50 senti meter (cm), sehingga kendaraan besar sudah bisa melintas.

Industri terganggu

Banjir yang melanda sebagian wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel) memasuki minggu ketiga melumpuhkan hampir semua aktivitas kehidupan dan ekonomi masyarakat di daerah yang terendam. Sejak dilanda banjir, di Kabupaten Hulu Sungai Utara yang merupakan sentra industri kecil dan kerajinan, nyaris tidak ada aktivitas ekonomi.

Demikian pula di wilayah lain yang terendam, seperti Kabupaten Tabalong, Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai Tengah, dan Hulu Sungai Selatan. banjir belum terlihat akan surut, kecuali di sebagian kecil wilayah Tabalong.

Bahkan, sejumlah dataran rendah di Hulu Sungai Tengah dan Hulu Sungai Selatan terancam banjir lebih hebat karena luapan Sungai Negara dan Sungai Barabai yang merupakan bagian hilir Sungai Tabalong dan Balangan terus meninggi.

Bupati Hulu Sungai Utara Fakhrudin, kemarin, mengatakan, bencana banjir yang ketiga kalinya ini mengakibatkan terganggunya aktivitas kehidupan dan pembangunan daerah. ''Banjir telah mempengaruhi hampir semua sektor pembangunan daerah dan kerugian yang ditimbulkan sangat besar,'' katanya.

Sektor yang cukup parah terkena dampak bencana banjir tahunan ini, ujar Fakhrudin, adalah industri kecil dan kerajinan yang merupakan penyumbang terbesar pendapatan daerah. Di antaranya, industri mebel kayu, anyaman rotan, lampit rotan, anyaman purun, anyaman bambu, kopiah haji, dendeng itik, anyaman plastik, kerupuk, dan kain sulam.

Akibat banjir, katanya, para pengrajin sulit mendapatkan bahan baku dan pemasaran produk kerajinan juga terganggu.

Dari Mataram dilaporkan, 10.311 hektare (ha) tanaman padi dan tanaman pangan lainnya i Nusa Tenggara Barat (NTB) rusak akibat bencana banjir dan anomali iklim yang terjadi di daerah tersebut.

Menurut Kepala Sub Dinas Pengembangan Lahan dan Perlindungan Tanaman Dinas Pertanian NTB Lalu Darmali, kemarin, mengatakan, tanaman padi dan pangan lainnya yang rusak antara lain berada di Kabupaten Sumbawa Barat dan Dompu.

Di Surabaya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) menyiapkan dana sebesar Rp40 miliar untuk menanggulangi bencana alam yang akhir-akhir terjadi di sejumlah wilayah di provinsi itu. Menurut Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi Pemprov Jatim Suprawoto kepada Media, kemarin, dana yang berasal dari APBD itu baru akan dicairkan bila diperlukan.

Angin puting beliung, menghantam Kelurahan Tobimeita, Kecamatan Abeli, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Minggu. Akibat peristiwa tersebut, satu unit rumah penduduk roboh. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. (SS/DY/FL/YR/HM/N-1)

Post Date : 12 April 2005