|
PALANGKARAYA (Media): Banjir akibat meluapnya sejumlah sungai di Kalimantan Tengah (Kalteng) terus meluas hingga menggenangi lima kabupaten dan kota. Bahkan, bencana ini menyebabkan dua orang tewas. Kelima wilayah yang terendam adalah Kabupaten Barito Utara, Barito Selatan, Murung Raya, Kabupaten Kapuas, dan Kota Palangkaraya. Sedangkan dua orang tewas adalah penduduk Barito Utara yang tempat tinggalnya berada di daerah aliran Sungai Barito. Salah seorang anggota Satuan Koordinasi Pelaksana (Satkorlak) Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (PBP) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Barito Utara David Suisdarto di Muara Teweh, kemarin, mengatakan korban tewas dalam bencana ini bernama Ipin, 65, warga Keluarahan Tumpung Laung II, Kecamatan Montallat, dan Imam, 2, warga Desa Mukut, Kecamatan Lahei. ''Dua orang warga ini tewas akibat tenggelam saat air masih tinggi beberapa hari lalu,'' kata David. Ipin tenggelam saat melihat tanaman padi di sawahnya yang terendam banjir pada Minggu (9/1) sekitar pukul 09.00 WIB. Jenazah korban ditemukan Senin (10/1) dan bersama perahunya yang sudah terendam, sedangkan Imam tenggelam setelah terjatuh. Menurut dia, pada banjir kali ini belum diperoleh angka kerugian harta benda. Namun, Pemkab Barut akan memberikan bantuan berupa beras untuk warga yang rumahnya terendam, terutama di Kecamatan Montallat. Beras bantuan tersebut saat ini telah disiapkan sebanyak tiga ton, namun jumlah tersebut dinilai masih kurang dan Pemkab Barut minta bantuan kepada Gubernur Kalteng untuk menambah sebanyak tiga ton lagi. Tunggu bantuan Sedangkan di Kota Palangkaraya, banjir akibat meluapnya Sungai Kahayan ketinggiannya mencapai sekitar 50 sentimeter dan sudah berlangsung selam lima hari. Warga mulai mengeluh karena hingga kemarin belum ada bantuan dari pemerintah guna mengurangi beban mereka. Srianah, 47, penduduk Desa Mendawai, Kecamatan Jekan Raya, yang ditemui Media, kemarin, membenarkan banjir yang terjadi di wilayahnya sudah berlangsung selama lima hari dan belum ada tanda-tanda akan surut. Sementara bantuan yang sangat dibutuhkan warga, yaitu beras, hingga kini belum diperoleh. ''Kami di sini merasakan ketinggian air setiap hari terus bertambah. Dan rumah kami yang berada di Jl Mendawai IV ini semuanya terendam. Kami juga kesulitan mendapatkan air bersih,'' ujar Srianah. Dia juga menyebutkan, hingga kini belum ada aparat dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng yang meninjau lokasi. ''Jangankan menyerahkan bantuan, menjenguk keadaan kami saja belum pernah.'' Desa Mendawai terletak di pusat Kota Palangkaraya yang berada di pinggir Sungai Kahayan. Setiap musim hujan, wilayah ini selalu terendam banjir akibat luapan sungai tersebut. Sementara itu, wilayah yang terendam banjir di Kabupaten Kapuas mencapai puluhan desa di beberapa kecamatan. Di Kecamatan Kapuas Hulu tercatat 27 desa, Kapuas Tengah 32 desa, dan di Kecamatan Timpah terdapat lima desa. Banjir di kabupaten ini merendam rumah, ladang, dan sawah milik penduduk dengan ketinggian air mencapai 1,5 meter. Kepala Bagian (Kabag) Hubungan Masyarakat (Humas) Pemkab Kapuas Rahmadi Muan mengatakan, pihaknya kehilangan kontak dengan sejumlah kecamatan yang dilanda banjir. ''Kita tidak bisa melakukan kontak melalui radio. Sedangkan telepon di sana belum ada. Pemerintah Kapuas sendiri dalam mengantisipasi semakin meluasnya banjir telah melakukan pengecekan kelapangan untuk mendata dan mengambil langkah penanganan. Bupati Kapuas Burhanudin Ali juga telah memerintahkan kepada Dinas Kesejahteraan Sosial untuk melakukan pengecekan banjir yang terjadi di semua kecamatan itu.'' Dari Banjarmasin dilaporkan, terputusnya Jalan Trans Kalimantan yang menghubungkan wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel) dan Kalteng di Desa Tumbang Nusa, Kabupaten Pulang Pisau, Kalteng, beberapa hari terakhir, menyebabkan distribusi kebutuhan pokok dan angkutan penumpang tersendat. Para pengusaha jasa angkutan kini mulai mencari jalur alternatif melalui sungai. (SS/DY/Ant/N-2) Post Date : 14 Januari 2005 |