|
BARITO UTARA– Banjir luapan Sungai Barito merendam 8.872 rumah di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah (Kalteng). Ribuan warga dilaporkan mengungsi.Tak sedikit juga yang bertahan di lokasi banjir. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalteng Mugeni mengungkapkan, banjir sejak Selasa (4/12) lalu meluas hingga enam kecamatan dengan ketinggian air mencapai 1-4 meter. “Bupati Barito Utara telah menyatakan status tanggap darurat selama 8-28 Desember mendatang,” kata Mugeni kepada SINDO tadi malam. Menurut dia, selain 8.872 unit rumah,banjir juga merendam 11 sekolah,4 puskesmas,5 masjid,7 musala,1 gereja,1 pastori, 1 balai basara Hindu, 25 jembatan beton dan kayu,serta 2.753 hektare sawah.“Gedung sekolah yang terendam hingga ketinggian 2 meter terpaksa diliburkan. Begitu juga pasar tradisional dan pertokoan tutup,” ungkapnya. Mugeni menjelaskan, banjir luapan Sungai Barito ini berawal dari Kabupaten Murung Raya. Setelah surut, banjir kemudian ke Barito Utara,ditambah intensitas hujan yang sangat tinggi.“Mudah-mudahan di hulu sungai tidak hujan deras lagi. Jika meluap lagi, banjir bisa meluas ke Kabupaten Barito Selatan,”katanya.BPBD Provinsi sudah mengirim tiga tenda besar ke BPBD Kabupaten Barito Utara serta mengirim obat-obatan termasuk kebutuhan dapur umum. Kepala BPBD Barito Utara Guntur Pardede menambahkan, bangunan yang terendam banjir bukan saja di sejumlah desa pinggiran Sungai Barito, melainkan juga di Kota Muara Teweh. Pusat perdagangan di kota itu bahkan lumpuh.“Sampai saat ini belum ada korban jiwa, sementara nilai kerugian masih dalam inventarisasi pemerintah daerah,”katanya. Kepala PT PLN Muara Teweh, Irfan Fauzi mengatakan, listrik di sejumlah kawasan terpaksa dipadamkan guna mencegah ihwal yang tidak diinginkan.“Alat listrik seperti KWH meter rumah warga terpaksa di lepas,”ujarnya.Selain di Muara Teweh,listrik juga dipadamkan di kawasan Kelurahan Jambu dan Jingah, Kecamatan Teweh Baru karena rumah warga terendam banjir hingga 2 meter. Kepala Kelompok Tenaga Teknis Stasiun Meteorologi Beringin Muara Teweh, Sunardi mengatakan, banjir yang melanda Kabupaten Murung Raya dan Barito Utara akibat tingginya curah hujan.“Hujan mengakibatkan Sungai Barito meluap dan menyebabkan banjir di dua kabupaten di pedalaman Sungai Barito itu,”katanya. Dia mengakui,wilayah hulu atau sejumlah desa paling utara di Kabupaten Murung Raya tidak dilengkapi alat pengukur curah hujan dan lainnya sehingga pihaknya kesulitan mengetahui berapa tingkat curah hujan. Pihaknya meminta kepada pemerintah pusat untuk memasang pengukur cuaca otomatis di sejumlah desa di Kecamatan Sumber Baroito dan Uut Murung, Kabupaten Murung Raya. “Dengan alat itu,kami dapat mengetahui berapa tingkat curah hujan tersebut,” ungkapnya. Dari Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dilaporkan, angin puting beliung yang terjadi Jumat (7/12) lalu merusak 1.050 rumah. Sebanyak 145 di antaranya mengalami rusak berat, 301 rusak sedang, dan 604 rusak ringan. Angin puting beliung melanda tiga kecamatan yakni Ngemplak,Depok,danKalasan. Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X kemarin pagi meninjau lokasi tersebut. Dia mengatakan, rumah yang mengalami kerusakan berat akan dibangun kembali dengan standar bangun 6 x 6 meter, mirip konstruksi bangunan korban bencana erupsi Merapi. “Maunya warga itu apa, akan dibangunkan melewati pihak ketiga (kontraktor) atau gotong- royong. Standar bangunannya 6 x 6 meter,” kata Sultan kemarin. Di tempat yang sama, Camat Kalasan,Samsul Bahri mengatakan, pihaknya memberlakukan status tanggap darurat di wilayah bencana puting beliung hingga Selasa (11/12) mendatang.“Awalnya tanggap bencana empat hari, tapi setelah dikoordinasikan disepakati lima hari,”katanya. Angin puting beliung juga memorak-porandakan sejumlah wilayah di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah,kemarin saat wilayah tersebut diguyur hujan deras. Kepala BPBD Purbalingga Priyo Satmoko mengatakan,angin kencang tersebut menumbangkan puluhan pohon di pekarangan rumah warga. Beberapa pohon di sejumlah ruas jalan bahkan tumbang sehingga memacetkan arus lalu lintas.“Kami masih melakukan pendataan berupa jumlah rumah yang rusak.Kami mau ke lokasi, tetapi terhambat pohon tumbang,”katanya. Selain Purbalingga, angin puting beliung juga terjadi di Kabupaten Banyumas. m yamin/sindonews/ant Post Date : 10 Desember 2012 |