|
BANTUL - Banjir di wilayah Kabupaten Bantul, Yogyakarta, tak hanya berasal dari sungai besar yang berhulu di kawasan utara Yogyakarta, tapi juga dari kawasan perbukitan di Bantul. Titik rawan banjir di Kabupaten Bantul kini meluas ke sejumlah kawasan pinggiran sungai kecil di Bantul timur. Curah hujan yang tinggi di kawasan Pegunungan Sewu, yang memanjang dari Gunungkidul hingga Bantul seperti perbukitan di Imogiri dan Dlingo, membuat beberapa sungai kecil meluap. "Misalnya, 17 Januari kemarin, Kali Celeng meluap karena mendapat kiriman air deras dari perbukitan di Dlingo," ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Dwi Daryanto kemarin. Menurut dia, meski Sungai Celeng masih cukup dalam, tapi kiriman air deras dari kawasan perbukitan tetap membuat air sungai itu meluap ke beberapa tempat. Sebab, aliran sungai ini harus melalui banyak kelokan. Sungai Celeng meluap dan merendam empat dusun di Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri. Luapan air sungai itu sempat merendam kantor Kepolisian Sektor Imogiri dan memutus akses jalan menuju pemakaman Raja Mataram di Wukisari, atau di dekat Jembatan Celeng. Selain itu, sejumlah sungai kecil yang terhubung dengan Kali Opak di Bantul timur juga meluap. Luapan ini disebabkan oleh debit air Kali Opak yang meningkat akibat kiriman air dari sungai kecil di kawasan Pegunungan Sewu. Luapan Kali Pesing merendam beberapa dusun di Desa Bawuran, Wonolelo, dan Segoroyoso. "Beberapa jam biasanya surut lagi," ujar Dwi. Bencana tanah longsor juga mengancam wilayah Bantul Timur akibat meningkatnya curah hujan di kawasan Pegunungan Sewu. Sebab, tingkat kerekatan tanah di dataran tinggi terhitung lemah. "Tanah longsor yang meruntuhkan 15 meter ruas jalan raya di Dusun Nogosari, Desa Selopamioro, Kecamatan Imogiri, terjadi karena tanah tak kuat menerima serangan air deras dari atas tebing," katanya. Sementara itu, Pemerintah DIY mengalokasikan dana untuk penguatan bantaran dan tanggul sungai sebesar Rp 6,9 miliar. Sedangkan alokasi dana on call sebesar Rp 8 miliar. "Tanggul yang diperkuat ada di wilayah Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, dan Bantul, yang menjadi kawasan paling parah terkena luapan banjir, baik dari sungai yang berhulu di Merapi maupun tidak," ujar Budi Antono, dari BPBD DIY, kemarin. Penguatan tanggul dilakukan di daerah rawan banjir, terutama di daerah padat penduduk. Kawasan rawan banjir di Yogya di antaranya bantaran Sungai Winongo, Code, Gadjah Wong, dan Belik. Sedangkan di Sleman, kawasan yang rawan banjir di antaranya daerah sekitar Kali Konteng di Dusun Ngernak Kidul, Sidomulyo, Godean, Sleman; dan Dusun Mojo, Condong Catur, Depok, Sleman. Warga di bantaran Kali Code mendesak agar pemerintah melakukan langkah taktis dengan membersihkan sarana gorong-gorong, yang selama ini dinilai menjadi penyebab utama banjir. Warga khawatir akan banjir besar yang terjadi saat musim hujan. "Meski di kota tidak hujan pun, kalau di utara hujan, kampung kami bisa banjir karena aliran air itu berhenti dan meluap di gorong-gorong kampung kami," kata Haryono, Ketua Rukun Warga 3, Ledoktukangan, Danurejan, Yogyakarta, kemarin.ADDI MAWAHIBUN IDHOM | PRIBADI WICAKSONO Post Date : 20 Januari 2012 |