|
AMBON– Sepuluh warga dilaporkan tewas dan tiga lainnya hilang dalam musibah banjir yang melanda Kota Ambon, Maluku sejak tiga hari lalu. Selain menewaskan 10 orang, ribuan warga terpaksa mengungsi setelah banjir bandang menerjang ribuan rumah warga di sejumlah kawasan di Kota Ambon.Ke-10 warga yang tewas ini tersebar di sejumlah lokasi, yakni di Desa Wayori, Kecamatan Baguala sebanyak 4 orang, Desa Negeri Lama 2 orang, Desa Tengah-Tengah, Kecamatan Salahutu 1 orang,2 lainnya ditemukan tewas di Desa Kanawa,Kecamatan Sirimau, sementara 3 lainnya belum ditemukan. Komandan Korem 151 Binaiya Kolonel Inf Asep Kurnia menyatakan korban tewas selain karena banjir,juga disebabkan adanya longsor.Kebanyakan mereka terseret arus banjir. “Para korban tersebar di sejumlah titik banjir dan longsor di Pulau Ambon.Kami temukan saat mengevakuasi warga,”ungkap Asep Kurnia kemarin. Menurut Asep, ribuan rumah rusak tersapu banjir di berbagai kawasan di Pulau Ambon. Warga juga terpaksa mengungsi karena rumah mereka rusak berat. Mereka sudah dievakuasi ke sejumlah tempat pengungsian sementara, di antaranya sekolah dan rumah ibadah. Hingga kemarin,banjir masih belum surut di sejumlah kawasan di antaranya kawasan Batu Merah dan Kawasan Kadewatan. Pemerintah Kota Ambon juga hingga kini belum memberikan bantuan dalam bentuk apa pun. Berdasarkan pantauan,warga di kawasan Skip, Kadewatan- Tanah Tinggi Batu Merah, Batu Gajah, Kecamatan Sirimau yang merupakan daerah bantaran sungai terpaksa mengungsi. Luapan banjir di kawasan Jembatan Putih,Kelurahan Batumeja mengakibatkan rumah penduduk dan kompleks puluhan asrama militer Peralatan dan Perbekalan Kodam (Paldam) XIV/Pattimura terendam banjir dan material lumpur.“Sebenarnya air tidak bisa meluap, namun ada sebatang pohon berdiameter 60 cm yang hanyut dan tersangkut di jembatan putih sehingga merusak jembatan tersebut,”kata seorang perwira Paldam. Kondisi ini diperparah lagi dengan kebakaran di kompleks Asmil yang menghanguskan tujuh rumah,namun tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Penyebab kebakaran belum diketahui pasti,namun sumber api berasal dari rumah keluarga seorang anggota pegawai negeri sipil (PNS) Paldam yang satu barak dengan enam rumah anggota TNI AD lainnya. Luapan banjir sungai Skip ini juga menyebabkan mobil pemadam kebakaran milik Pemkot Ambon tidak bisa masuk lokasi kejadian, akibatnya satu barak Asmil Paldam yang terdiri dari tujuh rumah musnah terbakar sejak pukul 12.00 WIT. Mobil angkot jurusan Skip- Terminal Mardika juga tidak bisa beroperasi karena luapan air yang mencapai pinggang orang dewasa. Aliran sungai Skip tersebut yang melintasi kawasan Kadewatan dan Tanah Tinggi, Gang da Silva menuju pantai Mardika dan masuk ke laut teluk Ambon ini telah menyebabkan ratusan warga mengungsi. Luapan banjir di kawasan Kadewatan telah mencapai leher orang dewasa, sehingga warga mengungsi ke emperan rumah penduduk untuk sementara waktu,dan kondisi ini tidak berbeda jauh dengan warga di kawasan Batumerah yang terpaksa mencari lokasi berlindung untuk sementara waktu. Sementara itu, empat korban Kapal Layar Motor (KLM) Kumala Jaya yang tenggelam pada Selasa (31/7) di sekitar perairan Tanjung Desa Haya, Kabupaten Maluku Tengah, berhasil ditemukan dalam kondisi selamat. Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku Tengah Patty mengatakan, keempat orang tersebut ditemukan masyarakat Desa Noloth, Pulau Saparua.“Kami dilaporkan Camat Saparua Fredrik Siahaya bahwa masyarakat Noloth menolong mereka di sekitar perairan desa setempat. Mereka sedang berenang dengan memanfaatkan rakitan papan,” ujarnya. Camat Saparua selanjutnya yang memfasilitasi mereka kembali ke Masohi, ibu kota Kabupaten Maluku Tengah berdasarkan arahan Pelaksana Harian Bupati setempat AR Sukur.Keempat orang teridentifikasi adalah Jumat dan Rustam masing-masing 32 tahun sebagai anak buah kapal serta penumpangnya yakni Afandi Saiman,25,danYudi,23. febby kaihatu/ sindonews.com/ant Post Date : 02 Agustus 2012 |