Banjir di Afrika Memburuk

Sumber:Kompas - 26 September 2007
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
Nairobi, Selasa - Hujan deras turun lagi. Bantuan pun datang terlambat. Hal ini memperburuk krisis kemanusiaan di Afrika yang telah mengganggu kehidupan 1,5 juta orang. Banjir tersebut juga telah menewaskan sedikitnya 300 orang. Demikian menurut badan-badan bantuan kemanusiaan, Selasa (25/9).

Banjir terburuk dalam tiga dekade terakhir ini telah memengaruhi kehidupan di 22 negara. Ratusan ribu orang terpaksa mengungsi. Juga ada risiko peningkatan epidemi.

Negara yang paling parah terkena, sejak hujan lebat di benua itu bulan Agustus, adalah Sudan. Pihak PBB menyatakan, sekitar sejumlah 625.000 orang memerlukan bantuan darurat.

Negara terbesar di Afrika itu telah didera hujan lebat di berbagai wilayah. Banjir telah memperburuk berjangkitnya kolera yang telah menyebabkan 68 orang tewas.

Sedikitnya 100.000 orang lagi telah terganggu akibat banjir terbaru di Sudan. Di negara ini rumah-rumah hancur. Cadangan makanan dan pasokan bahan pokok rumah tangga terganggu.

Di Uganda sedikitnya 400.000 orang menanti bantuan di wilayah-wilayah timur laut, di mana banjir telah mempersulit penyampaian bantuan.

"Hujan yang kembali turun di Etiopia telah menyebabkan banjir lagi di kota Gambella dan wilayahnya," kata Elisabeth Byrs, jubir kantor koordinasi bantuan kemanusiaan PBB pada AFP.

Minim bantuan

Pada hari Senin (24/9), PBB menyatakan, baru 1 juta dollar AS dari 20 juta dollar AS permohonan bantuan yang terkumpul untuk membantu para korban banjir terburuk Sudan. Pernyataan PBB itu menyebutkan, hanya sebagian kecil dari dana yang dibutuhkan untuk membantu para korban telah diterima.

"Baru 1 juta dollar AS yang telah diterima dari para donor dan masih ada kekurangan 19 juta dollar AS," demikian lanjutan pernyataan itu dengan menambahkan, dana pusat PBB sebelumnya telah memberikan 13,5 juta dollar AS untuk membantu warga korban banjir tersebut.

PBB juga mengumumkan telah mengalokasikan 500.000 dollar AS untuk korban banjir di Uganda.

Di Roma, Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) menyatakan akan menggunakan semua sumber dayanya untuk membantu negara-negara Afrika yang terkena banjir.

Jacques Diouf, Dirjen FAO, mengatakan bahwa biaya untuk membantu komunitas-komunitas pertanian di Afrika timur dan barat sekitar 12 juta dollar AS.

Diouf juga mengungkapkan kekhawatiran bahwa banjir di 22 negara sub-Sahara sejak Juli itu kemungkinan merupakan dampak dari perubahan iklim global. Ironisnya, negara-negara itu tergolong miskin pula.

"Adalah sebuah tantangan yang sangat besar bagi negara-negara Afrika untuk mengembangkan strategi-strategi yang akan membantu mereka mengatasi dampak perubahan iklim di dalam jangka pendek, menengah, dan panjang," ujarnya. (AFP/Reuters/DI)



Post Date : 26 September 2007