Banjir di Aceh dan Cirebon, 14 Tewas

Sumber:Koran Tempo - 13 Maret 2011
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

BANDA ACEH – Banjir melanda dua wilayah, Aceh dan Cirebon, dalam tiga hari terakhir. Banjir bandang yang melanda Tangse, Kabupaten Pidie, Banda Aceh, menewaskan sedikitnya 13 orang. Sedangkan banjir di Kota Cirebon, Jumat malam lalu, menewaskan satu orang.

Menurut Suadi Sulaiman Laweung, anggota DPRD Kabupaten Pidie, banjir bandang yang terjadi pada Kamis malam itu menyapu puluhan rumah penduduk. Wilayah terparah yang dikepung banjir adalah Desa Blang Pandak, Kecamatan Tangse. Warga masih terisolasi akibat satu-satunya akses jalan terputus. “Sepanjang 7 kilometer jalan menuju lokasi rusak parah,” ujarnya.

Selain yang tewas, ada belasan korban yang belum ditemukan. Tim evakuasi dari Palang Merah Indonesia, TNI/Polri, serta masyarakat terus berusaha mencapai desa tersebut. Desa Blang Pandak dihuni 1.500 jiwa atau sekitar 360 keluarga.

Gubernur Aceh Irwandi Yusuf mengatakan banjir bandang terjadi karena pembalakan hutan. Hal itu diperkuat dengan banyaknya log kayu yang ikut hanyut. Irwandi meninjau lokasi pada Jumat lalu bersama Bupati Pidie dan pejabat setempat. Kecamatan Tangse terletak sekitar 48 kilometer dari Sigli, ibu kota Pidie, atau sekitar 138 kilometer dari Banda Aceh.

Adapun korban tewas di Kota Cirebon ditemukan oleh warga Keduk Krisik, Kecamatan Harjamukti, di pinggir Sungai Kedungmas kemarin pagi. "Mayat itu nyangkut di bawah jembatan," kata Wawan, warga setempat.

Berdasarkan pantauan, jalur Pantura Cirebon sepanjang 2 kilometer, tepatnya di Kelurahan Lemahwungkuk, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, terendam banjir dengan ketinggian hingga 30 sentimeter. Banjir juga merendam 450 rumah di empat RT di Piteureuman, Kelurahan Pegambiran, Kecamatan Lemahwungkuk, dengan ketinggian hingga 50 sentimeter. "Banjir yang masuk ke rumah kami mencapai lebih dari satu meter,” kata Kusnadi, warga RT 01 RW 11 Piteureuman. ADI WARSIDI | IVANSYAH | NUR HARYANTO



Post Date : 13 Maret 2011