Banjir Datang Lagi, Warga Asahan Mengungsi

Sumber:Koran Sindo - 27 November 2008
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

KISARAN (SINDO) – Ratusan rumah warga dua desa di Kecamatan Simpang Empat,Kabupaten Asahan kembali terendam banjir.Warga terpaksa mengungsi ke tenda-tenda darurat. 

Banjir yang terjadi untuk kedua kalinya di Desa Simpang Empat dan Desa Sei Dua Hulu ini terjadi sejak Minggu (23/11) malam, saat para warga sedang tertidur lelap.Menurut warga, air mulai meluap dari sungai hingga merendam rumah mereka sejak Selasa (25/11).“Nggak tahu kami mau bilang apa lagi.

Padahal baru seminggu kami masuk rumah, sekarang terpaksa mengungsi lagi,”kata Ratmi,44, salah seorang warga,kemarin. Warga mulai mengungsi sejak Selasa (25/11). Namun, belum semua warga dari dua desa tersebut meninggalkan rumah. Sebagian masih bertahan di rumah masing-masing karena tenda darurat yang didirikan pada saat banjir pertama kali melanda dua desa ini sudah dirobohkan warga.

Pengungsi terbanyak berasal dari Desa Sei Dua Hulu karena kawasan ini yang paling terparah terendam banjir. Diperkirakan, di titik terendah, banjir yang melanda desa ini sudah mencapai ketinggian antara 80–120 cm. Menurut Ratmi, daerah ini sudah tidak terjangkau lagi lantaran kedalaman banjir sudah cukup parah.

Di badan jalan saja sepeda motor sudah tidak bisa lagi melintas. Mereka tidak menyangka terjadi banjir susulan. Para warga mengira bencana banjir yang sudah menyurut sejak pekan lalu, setelah lebih 20 hari menenggelamkan seluruh harta benda milik warga, berakhir.Warga kemudian kembali pulang ke rumah masing-masing, membersihkan kotoran di dalam rumah dan halaman akibat sisa-sisa yang ditinggalkan banjir.

Banjir kali ini diperkirakan membuat warga rugi ratusan juta rupiah. “Kami benarbenar merana,” kata ibu rumah tangga yang memiliki enam anak ini. Ketinggian air diperkirakan akan kembali meluap seperti banjir sebelumnya. Kekhawatiran ini membuat sejumlah warga kembali mendirikan tenda-tenda pengungsian.

Sementara warga yang tidak ikut mengungsi terpaksa memasang balai-balai di rumah masing-masing. Berdasarkan hasil pantauan SINDO di lokasi,Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Asahan belum memberikan bantuan, baik berupa tendatenda pengungsian maupun bantuan pangan. Begitu juga dengan posko kesehatan.

“Memang belum ada bantuan pemerintah. Yang ada baru hanya bantuan dari partai- partai politik,” kata Dahliani, 34, warga Dusun XVI,Sei Dua Hulu. Kepala Dinas Sosial Pemkab Asahan Saifuddin Tarigan mengatakan, laporan tentang terjadinya bencana banjir yang kedua kali ini baru diterima pihaknya pada Selasa (25/11) sore.Dia kemudian langsung meluncur ke lokasi meninjau para korban.

Karena laporan ini baru diterima pihaknya, masalah penanggulangan belum bisa dikoordinasikan secepatnya untuk menanggulangi dampak banjir yang dirasakan oleh warga. “Kami memang belum kirimkan bantuan pangan karena belum sempat melakukan koordinasi dengan Bulog,” kata Saifuddin.

Akan tetapi, pihaknya telah mengirimkan bantuan berupa tenda-tenda pengungsian dan tandu, sebagai tempat tidur para pengungsi. Soal bantuan pangan,dia berjanji akan segera mengirimkan secepatnya. Hal yang senada juga dikatakan Kepala Bagian Humas Pemkab Asahan Rahmat Hidayat Siregar.

Dia membenarkan bahwa banjir susulan ini terjadi tanpa diduga-duga. Warga memang sudah sepekan kembali ke rumahnya masing-masing. Pemkab Asahan belum bisa memastikan penyebab terjadinya banjir kali ini. Untuk sementara, banjir diperkirakan disebabkan tingginya curah hujan di hulu Sungai Asahan,tepatnya di kawasan pegunungan Bandar Pulau dan Kabupaten Toba Samosir (Tobasa).

Hidayat tidak berani menyebutkan penyebab banjir kedua ini disebabkan dibukanya kembali pintu bendungan Sigura-gura milik PT Indonesia Aluminium (PT Inalum) di Desa Paritohan, Kecamatan Meranti, Kabupaten Tobasa. “Saya kira penyebabnya bukan itu,”tandasnya. (edy gunawan hasby)



Post Date : 27 November 2008